Banjarmasin, BARITO – Pemerintah Kota Banjarmasin meresmikan jembatan Antasan Pulau Bromo yang terletak di wilayah mantuil, Banjarmasin Selatan, Senin (4/1). Jembatan gantung yang belakangan viral di media sosial dan ramai dikunjungi warga itu membentang 100 meter di permukaan sungai Martapura. Namun demikian, untuk mencegah kerumunan pengunjung yang berpotensi meningkatkan penyebaran Covid-19, jembatan tersebut langsung ditutup seusai diresmikan.
Jembatan dibuat dengan desain “roller coaster” itu dicanangkan pula sebagai kawasan ekowisata atau wisata berwawasan lingkungan.
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, mengatakan, jembatan ini menjadi impian selama 20 tahun warga yang tinggal di pulau Bromo untuk bisa merasakan infrastruktur jalan darat.
“Memang dampak ekonomi adanya jembatan ini luar biasa. Sebab jadi destinasi wisata, walaupun subtansinya sebetulnya bukan untuk pariwisata. Jembatan ini untuk warga pulau Bromo yang selama negara ini merdeka tidak ada akses jalan darat ke wilayah mereka,” ujarnya.
Namun demikian, mengingat pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, Pemerintah Kota Banjarmasin untuk sementara menutup jembatan tersebut sebagai destinasi wisata. “Karena pandemi Covid-19 masih tinggi, sementara kita tutup untuk kawasan wisatanya,” kata Ibnu.
Dia pun meminta masyarakat merawat dan menjaga jembatan yang dibangun menggunakan APBD sekitar Rp40 miliar tersebut hingga bisa bertahan lama.
Sebagaimana diketahui, jembatan Antasan pulau Bromo Mantuil tersebut bertipe jembatan gantung, lebarnya hanya 2,15 meter dengan panjang bentang utama 100 meter.
Jembatan yang mulai dibangun Juli 2020 tersebut tingginya sekitar 15 meter dari permukaan air sungai. Jalan naik dan turunnya dibuat berputar seperti lingkaran, sehingga disebut bak wahana roller coaster.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin Ikhsan Al-Haq mengakui, jembatan Antasan pulau Bromo menjadi ikon wisata terbaru di kota ini. “Satu-satunya jadi kawasan ekowisata di Banjarmasin,” ujarnya.
Namun, imbuh dia, harus tetap disadari bahwa fungsi utama jembatan tersebut adalah untuk infrastruktur jalan bagi akses masyarakat di Pulau Bromo.
‘’Fungsi jembatan bukan hanya untuk wisata. Hanya saja, pemandangan jembatan dan fasilitas ruang terbuka hijaunya yang menjadi objek wisata,’’ kata Ikhsan.
Sementara itu, Polresta Banjarmasin bersama Kodim 1007 dan Satpol PP Kota Banjarmasin mendirikan pos pengamanan di Jembatan Antasan Bromo untuk mengantisipasi munculnya kerumunan warga yang bisa meningkatkan penyebaran virus Covid-19.
“Pos pengamanan ini kami dirikan untuk membubarkan warga yang berkerumun di sekitar Jembatan Antasan Bromo yang baru saja diresmikan itu,” ucap Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Rachmat Hendrawan melalui Wakapolresta AKBP Sabana Atmojo di Banjarmasin, Senin.
Dikatakannya, untuk warga yang ingin melintas di jembatan tersebut dipersilakan. Tapi yang ingin santai dan foto-foto di jembatan itu maka akan dilarang karena bisa menimbulkan kerumunan.
Berdasarkan pantauan di lapangan, meski disebutkan untuk sementara ditutup, ratusan warga masih saja berkerumun untuk dapat masuk ke dalam kawasan Jembatan Antasan Bromo.
Bahkan banyak ibu-ibu yang nekat membawa balitanya untuk berwisata lantaran tertarik setelah melihat video viral di media sosial.
Pemko Banjarmasin juga sudah melakukan imbauan kepada pengunjung agar tidak berkerumun, tetapi sayangnya imbauan tersebut tidak digubris oleh warga yang terus datang.
Arbainah, warga Banjarmasin Timur, mengaku tidak mengetahui adanya peresmian jembatan ini, kemarin. Ia bersama dengan kerabatnya mendatangi kawasan Jembatan Antasan Bromo lantaran merasa penasaran karena viral di media sosial.
“Saya tidak tahu kalau ada peresmian hari ini. Saya penasaran saja karena sangat viral di media sosial, jadi ingin berswafoto dengan kerabat saya,” ucapnya.
Namun harapan Arbainah ingin berswafoto tersebut kandas karena tidak diperkenankan masuk oleh petugas yang berjaga. “Tidak dibolehkan masuk, jadi ya melihat dari sini saja,” ujarnya.ant/dan
Editor: Dadang Yulistya