Banjarmasin, BARITO
Pengurus Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Kalsel hasil Musprov, Johan Supit dan Marudut Tampubolon, masuk jajaran Pengurus Besar (PB) Forki yang di nahkodai Marsekal TNI Hadi Tjahyanto.
Kepengurusan PB Forki yang baru, Johan Supit masuk di Bidang Organisasi, Perguruan, dan Daerah. Sedangkan Marudut Tampubolon menempati posisi Komisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang).
“Sebuah kebanggaan bisa dipercaya masuk di kepengurusan PB Forki. Apalagi bisa bergabung dalam organisasi yang mayoritas petinggi militer dengan pangkat bintang, tentu cukup sulit bagi tokoh karateka di daerah,” tutur pria yang sering disapa Bang Jo ini.
Menjadi pengurus PB Forki, lanjutnya, merupakan sejarah. Dimana ada dua orang sekaligus yang menempati posisi strategis dalam induk organisasi terbesar karate du Tanah Air. “Mohon doa dan dukungan agar bisa mengemban amanah jabatan yang diberikan ini,” ucapnya.
Setelah dilantik nanti, sambungnya, langsung menjalankan tugas masing-masing. “Sesuai bidang saya, segera menyelesaikan dualisme kepengurusan yang ada di daerah. Masalah dualism kepengurusan Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali, dan Papua sudah selesai. Yang belum, tinggal Kalsel dan Jawa Tengah,” bebernya.
Usai lebaran, ditambahkanya, polemik Forki Kalsel dan Forki Jateng seger diselesaikan. Diperkirakan, satu bulan kedepan sudah beres. “”Saya juga sebagai Ketua Forki Kalsel hasil Musprov sudah mengirimkan surat mediasi. Namun belum direspon Forki Kalsel hasil Musprovlub,” terangnya.
Lantaran dualisme dikepengurusan Forki Kalsel, ditambahkannya, berbagai kegiatan kejuaraan nasional belum bisa disetujui PB Forki. “Seperti Kejuaraan Panglima Cup yang rencananya bakal dihelat di Banjarmasin. Kejuaraan apapun belum boleh digelar sebelum kepengurusan dualisme selesai,” imbuhnya.
Tolah