Banjarmasin, BARITO – Ketua Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) Kalsel Winardi Sethiono menyesalkan lambannya penanganan pecahnya pipa air baku dari Intake Sungai Tabuk ke Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Pramuka berdiameter 1.200 Milimeter oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih.
Karena lamban penangannya, membuat banyak sekali masyarakat di Kota Banjarmasin kekurangan air bersih untuk memenuhi berbagai keperluan keseharian mereka.
“Mereka ini seperti perusahaan yang baru berdiri saja, lamban betul penanganannya. Harusnya masalah ini bisa diselesaikan secepat mungkin, karena kebutuhan air di Kota Banjarmasin adalah kebutuhan pokok yang sangat diperlukan oleh masyarakat,” bebernya, Senin (18/2).
Bahkan ia menilai PDAM Bandarmasih tidak bertanggungjawab kepada masyarakat yang terdampak pecahnya pipa. Karena tidak ada solusi untuk menyediakan air bersih secara cuma-cuma di wilayah yang tidak dialiri oleh air bersih PDAM Bandarmasih untuk sementara waktu.
“Ada katanya memang air bersih disediakan, tapi dari laporan masyarakat itu pun harus mengambil ke IPA Jalan Pramuka dan berbayar. Harusnya sebagai bentuk tanggungjawab PDAM Bandarmasih masyarakat tidak perlu bayar,” ucapnya.
Melihat kinerja yang kurang maksimal dari perusahaan daerah tersebut, ia pun berharap ada evaluasi managemen yang harus dilakukan Walikota Banjarmasin ke depannya terhadap PDAM Bandarmasih agar bisa lebih, respek dan profesional untuk melayani pelanggannya.
Selain itu ia juga berharap pihak terkait hingga para penegak hukum bisa ikut mengaudit proyek-proyek pipa yang sudah atau pun akan digarap oleh PDAM Bandarmasih. Hal ini penting untuk menjamin proyek yang dijalankan memang sesuai dengan yang direncanakan. afd