Banjarmasin, BARITO – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalimantan Selatan mengingatkan proyek yang menggunakan dana bank dunia bukanlah hal yang gratisan, seperti dalam paket pekerjaan peningkatan kualitas permukiman kumuh Kota Banjarmasin kawasan RK-3 Kelayan Barat (NSUP). Apalagi kawasan Teluk Kelayan menurut survei WHO adalah kampung terpadat di dunia dan terkumuh.”Jadi wajar mendapat perhatian dunia, sehingga paket pekerjaan peningkatan kualitas permukiman kumuh Kota Banjarmasin kawasan RK-3 Kelayan Barat (NSUP) berasal dari bank dunia,. Dan pekerjaan itu harus rampung sesuai target,” tandas Plt Harian Kadin Kalsel H Wijaya Kusuma Prawirakarsa, Rabu (17/6/2020).
Sebab itu, sambungnya, dana dari bank dunia bukan gratisan dan harus dipertanggung jawabkan oleh Kementerian PUPR dan kontraktornya. “Saya khawatir pekerjaan peningkatan kualitas permukiman kumuh Kota Banjarmasin kawasan RK-3 Kelayan Barat (NSUP) di Teluk Kelayan tidak bisa diselesaikan dengan baik,” ujarnya.
Ia meminta kontraktor yang melaksanakan agar bersungguh-sungguh untuk melaksanakan. “Ini menjadi percontohan di Kota Banjarmasin. Jika pekerjaan baik maka pihak bank dunia akan memberikan kembali dana untuk proyek lainnya. Jika pekerjaan tidak baik, maka bank dunia tidak akan mengucurkan dana kembali. Jangan sampai kontraktor luar daerah yang bekerja di Kalimantan Selatan tidak bagus melaksanakan pekerjaannya bail APBD, APBN, atau Loan,” tandas Wijaya.
Kadin selaku mitra pemerintah, tambahnya, berkewajiban melakukan pemantauan terhadap proyek yang ada di daerah. “Ya, intinya peningkatan kualitas permukiman kumuh Kota Banjarmasin kawasan RK-3 Kelayan Barat (NSUP) kami pantau setiap saat. Artinya jangan hanya menerima uang muka, sedang progres pekerjaan belum mencapai, termasuk penyediaan K3,” imbuhnya.
Wijaya berkeinginan hasil pekerjaan bisa bermanfaat bagi masyarakat luas, dan memberikan dampak positif.
Di tempat terpisah, Anggota DPR RI Muhammad Rifqinizamy Karsayuda meminta pelaksana proyek paket peningkatan kualitas permukiman kumuh Kota Banjarmasin kawasan RK-3 Kelayan Barat (NSUP), untuk melakukan percepatan akselerasi pekerjaan, sebab kontraknya mulai April 2020 lalu. “Ini proses pekerjaan belum signifikan, sekarang sudah bulan Juni, sedang kontrak pada April 2020 lalu, dengan dana Rp40,58 Miliar multiyes,” tutur Rifqi saat melakukan kunjungan ke lokasi proyek di Jalan Teluk Kelayan, Rabu (17/5/2020).
Ia mengingatkan, agar proyek sesuai target selesai pada Juni 2021. “Jadi pelaksaana harus selesai sesuai target, dan akselerasi percepatan pekerjaan harus dilakukan” tandas Rifqi yang mengaku kaget dengan tidak siapnya pelaksana menyediakan APD, dan lainnya. “Ya saya berbaik sangka saja, dan percaya pelaksana bisa bekerja dengan baik,” ucapnya yang berharap jurnalis juga melakukan pengawasan pekerjaan.
Sementara itu, Kepala BP2JK Muhammad Reva berharap dengan pembangunan proyek pekerjaan peningkatan kualitas permukiman kumuh Kota Banjarmasin kawasan RK-3 Kelayan Barat (NSUP), bisa mengurangi kawaasan kumuh di Kota Banjarmasin. “Dirjen PUPR melalui Cipta Karya memiliki target dari sektor air minum, sanitasi, dan pemukiman kumuh,” beber Reva.
Karena itu, sambungnya, tidak hanya penataan kawasan kumuh, namun juga penataan sanitasi. “Kami perlu dukungan semua pihak, agar program bisa berjalan lancar dengan target Juni 2021 rampung, jika tidak ada kendala apapun. Ya semuanya sudah kami sosialisaikan ke masyarakat,” katanya.
Sedang pelaksana proyek dari Surabaya PT Media Cipta Perkasa Agus Azis mengaku pekerjaan selama 14 bulan. “Ya, harapan tercapai lah target kami Juni 2021 proyek rampung,” tuturnya.
Penulis: Afdi