Banjarmasin, BARITO – Kamar Dagang Kamar Industri (Kadin) Kalimantan Selatan menggelar konsultasi dengan PT PLN, Hiswana Migas, APBMI, dan Organda, di aula kantor Kadin Jalan Hasan Basri Kayu Tangi Banjaramsin, Kamis (11/7).
Rapat konsultasi untuk menyamakan pemahaman terkait keluhan pengusaha daerah terhadap kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), terkait angkutan karet di daerah. ‘Memang keluhan pengusaha agar BBM tidak langka, terutama yang ditangani pihak Organda Unit Trisakti,” ujar Ketua Umum Kamar Dagang Kamar Industri (Kadin) Kalsel H Edy Suryadi, Kamis (11/7).
Ia menyebutkan, minimnya angkutan subsidi BBM memunculkan biaya tinggi untuk angkutan, sebab itu para pengusaha meminta kepastian kepada Pertamina, dalam memberikan BBM subsidi yang cukup. “Pertamina tidak hadir dalam rapat konsultasi ini, namun Hiswana Migas mampu menyampaikan kebutuhan BBM di Kalimantan Selatan,” tambahnya.
Penasehat Hiswana Migas Kalsel Husaini mengungkapkan, pasokan BBM kurang, bahkan Kalsel hanya mendapatkan 325 ribu kilo liter (KL) perhari, sedang jumlah SPBU 115 buah. “Jadi pasokan kita kurang jika dibagi dari total tersebut, maka jatah perbuah SPBU hanya 7 KL perhari,” katanya.
Padahal idealnya, sambung mantan Anggota DPRD Kalsel ini, 15 KL perhari setiap SPBU jenis solar dan premium. “Kalau angkutan dari SPBU ke pelabuhan, maka harus ada pasokan BBM yang dikurangi, sebab kouta yang diberikan ESDM hanya 329 ribu,” kata pengusaha SPBU Banua Anam ini.
Senada itu, Manager PT PLN Banjarmasin Basuki Rahmat menyebutkan system listrik mengalami surplus 250 Mega Watt, yang terhubung Kalsel, Kalteng, dan Kaltim. “PLN melayani masyarakat secara penuh, termasuk bagi mereka yang mau menyambung listrik khusus industry, untuk membantu pengusaha,” ucapnya.
Meski ada kondisi padam, tukasnya, namun hanya kepada kondisi distribusi di lapangan. “Upaya PLN bekerja dalam keadaan tegangan tinggi. Jadi ada kondisi tertentu dipadamkan,” katanya.
Untuk itu, Ia memastikan memperkuat system distribusi dengan membangun gardu induk di berbagai daerah. “1100 MW sangat kuat dan cukup untuk kebutuhan di wilayah Kalsel, Kalteng, dan Kaltim,” imbuhnya. Afdi