Banjarmasin, BARITO – Pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur dinilai akan memberikan dampak positif terhadap pengembangan dunia usaha di Kalimantan, termasuk Kalimantan Selatan. Apalagi didukung dengan kemudahan akses transportasi darat yang menghubungkan seluruh provinsi di Pulau Borneo ini.
“Di Pulau Kalimantan ini konektivitas transportasi darat sudah tersambung. Bahkan, transportasi laut dan udara tak terlalu jauh dari provinsi-provinsi lain di Indonesia karena posisi Kalimantan yang di tengah-tengah,” kata mantan Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Pusat, Endang Kesumayadi, Selasa (27/8).
Akses transportasi darat di Pulau Kalimantan, imbuh Endang, bukan hanya menghubungkan antarprovinsi. Namun juga lintas negara, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. ‘’Inilah istimewanya Pulau Kalimantan dibandingkan pulau-pulau lain karena berbatasan langsung dengan dua negara tetangga yang pembangunannya sudah maju, yakni Malaysia dan Brunei Darussalam,’’ kata mantan Ketua Umum Kadin Kalsel itu.
Dengan demikian, perkembangan bisnis di Kalimantan sangat potensial. ‘’Misalnya, ekspor batu bara dan kelapa sawit ke Malaysia. Demikian pula hasil perkebunan lainnya, seperti jahe dan lainnya. Pembangunan pasti bergerak sangat signifikan,” ujarnya.
Bukan hanya dari sisi bisnis, menurut Endang, pemindahan ibu kota juga akan berdampak terhadap kultur dan struktur masyarakat Kaltim.
“Masyarakat Kaltim harus mengubah kulturnya, karena sudah menjadi ibu kota negara,” katanya.
Kaltim harus bisa menerima semua etnis yang ada di seluruh tanah air, baik secara nasional maupun internasional. “Karena, jika nanti jadi ibu kota, dubes seluruh dunia beserta staf jajaran akan berada di Kaltim,” ujarnya.
Dari sisi pelayanan publik, lanjut Endang, mesti sudah berstandar nasional dan internasional. Karena itu, aparatur pemerintah harus bersiap diri.
“Dampak positif dan negatif harus segera diproteksi aparatur pemerintah, masyarakat serta dunia usaha,” demikian Endang Kesumayadi.
ril