Kalsel Alami Inflasi 0,01 Persen

Banjarbaru, BARITO – Inflasi di Kalimantan Selatan pada bulan September 2019 tercatat 0,01 persen. Inflasi di Kalimantan Selatan merupakan gabungan dari perkembangan di Kota Banjarmasin dan Kota Tanjung.  Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan, Diah Utami mengungkapkan, di Kota Banjarmasin terjadi inflasi sebesar 0,06 persen.

Sedangkan laju inflasi kalender tahun 2019 (September 2019 terhadap Desember 2018) sebesar 3,26 persen dan laju inflasi ”year on year” adalah 4,29 persen. “Komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kota Banjarmasin antara lain nasi dengan lauk, baju muslim, ikan gabus, emas perhiasan, obat dengan resep,” ujarnya ketika menyampaikan rilis kepada media di kantornya, Selasa (1/10) siang.

Kemudian jika dilihat dari kelompok pengeluaran, tukasnya, inflasi tertinggi Bulan September terjadi pada kelompok sandang sebesar 2,17 persen dan terendah pada kelompok pendidikan ,rekreasi dan olah raga sebesar 0,05 persen.

“Sedangkan  penahan inflasi yaitu angkutan udara, daging ayam ras, cabai merah, bawang merah, ikan layang/senggol,” urainya.

Sedangkan di Kota Tanjung, Bulan September 2019 mengalami deflasi sebesar 0,61 persen. Dalam hal ini, laju inflasi kalender Tahun 2019 ( September 2019 terhadap Desember 2018) terjadi inflasi sebesar 0,34 persen dan laju inflasi “year on year” adalah 0,98 persen.

Menurut Diah Utami, komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi di Kota Tanjung antara lain : daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, kacang panjang, dan semangka.

“Deflasi di Kota Tanjung Bulan September 2019 terjadi karena adanya penurunan indeks harga pada kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 2,57 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,01 persen,” paparnya.

Selanjutnya Diah Utami juga menguturkan bahwa kelompok yang mengalami kenaikan yaitu kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,30 persen, kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen, kelompok sandang sebesar 0,28 persen, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,12 persen, dan satu kelompok tidak mengalami perubahan yaitu kelompok kesehatan.

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi di Kota Tanjung antara lain daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, kacang panjang, semangka. Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi antara lain kangkung, sawi hijau, ikan kembung, bayam, emas perhiasan.

Pada kesempatan itu juga diungkapkan bahwa dari 82 kota yang menghitung indeks harga konsumen, tercatat 12 kota mengalami inflasi, 70 kota mengalami deflasi .

Inflasi tertinggi di kota Meulaboh sebesar 0,91 persen, dan terendah di kota Palopo sebesar 0,01 persen. Kota yang mengalami deflasi tertinggi adalah Sibolga sebesar 1.94 persen dan deflasi terendah di Kota Surabaya sebesar 0,02 persen.

tya

Related posts

Harga Pertamax Bulan November Tetap

Kurangi Beban Bunga dan Perkuat Neraca Keuangan, ABMM Refinancing Fasilitas Kredit Senilai USD 395 Juta

Empat Program Khusus untuk Perkuat Ekonomi Syariah