Kalsel Surplus Beras Minus Kedelai

by admin
0 comments 2 minutes read

Banjarbaru, BARITO

Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengalami surplus beras sehingga menjadi penyangga pangan untuk wilayah Indonesia.

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, Faried mengungkapkan hal itu pada kegiatan “Ngupi Bareng Paman”  di ruang kelas BPSDMD Kalsel, Jum’at (26/7) siang.

Pada kegiatan Ngupi Bareng Paman” , (Paman adalah sebutan untuk Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor yang akrab disapa Paman Birin), SKPD secara bergiliran memaparkan program dan berdialog dengan media cetak, elektronik dan online. 

Pada kesempatan itu, Faried mengatakan, produksi padi harus dijaga. Dalam hal ini, produksi padi sebanyak 36 juta ton setahun.

“Jadi kalau sekali saja tidak produksi, tahun depan pasti impor. Maka produksi padi ini perlu kita dukung terus dan setiap saat harus produksi. Dan setiap tahun pertumbuhan penduduk lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pangan,” jelasnya.

Pertumbuhan penduduk, imbuhnya, mengikuti deret ukur. Tetapi pertumbuhan pangan menurut deret hitung. Dengan demikian, penduduk Indonesia setiap tahun pasti bertambah. Tetapi, imbuhnya, sebagai provinsi penyangga pangan, Kalsel surplus beras.

Produksi padi semakin tahun semakin meningkat. Faried menuturkan, tahun 2017 produksi padi 2.000 ton. Tahun 2018 meningkat menjadi 2.400 ton.

Selain beras, Kalsel juga surplus jagung, umbi-umbian, kacang tanah, daging dan telur. 

“Yang minus adalah kedelai, minyak goreng dan susu. Sayur-sayuran  kita juga minus karena ada sayuran yang tidak cocok untuk ditanam di Provinsi Kalsel,” terangnya.

Lebih lanjut Faried memaparkan bahwa konsumsi beras orang Indonesia dalam setahun sebanyak 139 kilogram per orang. Padahal, tuturnya, negara maju tidak sebanyak itu. Misalnya Jepang 50 kilogram/orang /tahun. Korea Selatan penduduknya makan beras 40 kilogram/orang/tahun. Sedangkan konsumsi ikan, meski mengalami surplus, tetapi konsumsi ikan di Indonesia hanya 41 kilogram/orang/tahun. Sedangkan Singapura sebanyak 80 kilogram/orang/tahun.

“Kita ini makan nasi banyak tapi sedikit makan ikan,” cetusnya.

Untuk itu pihaknya terus mendorong masyarakat untuk menciptakan menu beragam dari umbi-umbian, kacang dan sebagainya. Dengan kata lain, masyarakat diharapkan mengurangi konsumsi beras.

tya 

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar