Banjarbaru, BARITO – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melakukan penanaman serentak 2 juta pohon di 11 kabupaten/kota dalam rangka Pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS), Jumat (25/10), yang dihadiri Gubernur Sahbirin Noor di dua lokasi.
Lokasi pertama yang dihadiri gubernur adalah di Kabupaten Banjar, tepatnya di kawasan DAS Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Banjarbaru, Kecamatan Liang Anggang, yang melibatkan sekitar 5.000 pelajar/mahasiswa dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi. Di lokasi ini, para generasi milineal itu turut menanam pohon bernilai ekonomis, seperti jenis rambutan dan jeruk.
Gubernur mengatakan, tiga tahun terakhir, Pemerintah Provinsi Kalsel sangat serius mengembalikan fungsi hutan dan keseimbangan lingkungan dengan gerakan menanam pohon. Juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut menanam dan merawat pohon, termasuk juga para generasi milenial.
“Sebagai generasi penerus bangsa, keterlibatan generasi muda sangatlah penting. Ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa memiliki dan mencintai Banua kita. Selain itu juga mengajarkan kepada mereka betapa pentingnya menanam dan merawat pohon di Banua,” ujar Sahbirin yang biasa disapa Paman Birin itu usai melakukan penanaman pohon.
Paman Birin juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyatukan semangat dan tekad menyukseskan gerakan revolusi hijau di Kalsel. “Murnikan tekad kita, satukan langkah bergerak bersama menanam, menanam, dan menanam untuk anak cucu kita,” pesannya sebelum bertolak ke Desa Karang Taruna, Kabupaten Tanah Laut.
Penanaman serentak dalam rangka memperingati Gerakan Nasional Pemulihan DAS tahun 2019 itu dilakukan di 11 kabupaten/kota se-Kalsel yang berpusat di Kabupaten Tanah Laut diikuti Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Tapin, Balangan, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah Bumbu, Kotabaru, dan Kota Banjarbaru.
Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Hanif Faisal Nurofiq menjelaskan, Pemerintah Provinsi Kalsel bersama Pemerintah Kabupaten/Kota menanam 2 juta pohon secara serentak dengan total luas lahan penanaman sekitar 20 hektare.
“Adapun bibit pohon yang ditanam, yaitu karet okulasi, kemiri, jengkol, rambutan, jeruk, trambesi, mahoni, dan meranti,” terangnya.
Menurut Hanif, jenis pohon-pohon tersebut dipilih karena memiliki nilai ekonomi, tujuannya untuk membangun hutan yang berorientasi profit.
“Kita ingin membangun hutan berorientasi profit tidak hanya cost center saja, sehingga bisa menjadi tulang punggung ekonomi. Kita ingin pacu kontribusi hutan terhadap perekonomian Kalsel setinggi-tingginya,” bebernya.
’’Kick off 5000 pelajar dan mahasiswa ini sekaligus pembelajaran agar mereka paham dan mengerti, bagaimana arti pentingnya menanam pohon di wilayah kita untuk masa depan bangsa Kontribusi untuk hutan terhadap ekonomi Kalsel harus kita pacu setinggi tingginya dengan begitu hutan akan lestari secara linier, ” imbuh Hanif.
Dia mengingatkan, gerakan ini juga termasuk dalam gerakan revolusi hijau yang dicanangkan Gubernur Kalsel. “Sejak dicanangkan oleh Gubernur Kalsel, kita telah menanam dengan total luas lahan 60 ribu hektare sepanjang tahun 2019 ini,” jelasnya.
Penulis: Salman