Banjarmasin, BARITO – Terhentinya perkuliahan tatap muka selama pandemi Covid-19 tidak hanya membuat kegiatan di kampus Universitas Lambung Mangkurat (ULM) sepi, namun juga berimbas pada perekonomian masyarakat sekitar kampus.
Rektor ULM Prof Dr Sutarto Hadi M.Sc M.Si mengatakan, ada 30 ribu lebih mahasiswa ULM yang selama ini memberikan andil besar dalam menggerakkan roda ekonomi sektor informal sebelum pandemi melanda.
“Kegiatan mahasiswa di kampus telah memutar roda ekonomi masyarakat, tapi semua itu sekarang terhenti akibat perkuliahan daring dampak Covid-19,” katanya di Banjarmasin, kemarin.
Dia mencontohkan warung-warung makan di seputaran kampus serta unit usaha lainnya, seperti warung internet, kios penjual alat tulis kantor hingga layanan penunjang perkuliahan lainnya yang bisa berjalan karena ada mahasiswa.
Begitu juga tempat kos dan sektor transportasi, paling banyak dibutuhkan mahasiswa selama ini, baik di Kota Banjarmasin maupun Kota Banjarbaru, yang jadi lokasi perguruan tinggi negeri terbesar di pulau Kalimantan itu.
Untuk itulah, Sutarto sangat berharap kampus dapat dibuka lagi agar roda ekonomi masyarakat dapat bergerak kembali, di samping proses pembelajaran yang dinilai lebih efektif sistem tatap muka dibandingkan daring atau online.
Dia optimistis civitas akademica di ULM dapat hidup dengan tatanan kehidupan baru, melalui standar penerapan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.
Jangan sampai, imbuh dia, bangsa ini terjebak pandemi berkelanjutan karena dampak buruknya terhadap kehidupan begitu besar, terutama ekonomi masyarakat. Begitu juga mahasiswa kehilangan kesempatan belajar.
“Kalau kondisi ini terus berlangsung, lama kelamaan menimbulkan keresahan di masyarakat dan semakin banyak orang terpuruk ke jurang kemiskinan di sektor ekonomi yang mandek ini,” tandasnya.
Terpisah, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Nizam mengatakan, pihaknya mendorong agar daerah pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1-3 segera menggelar perkuliahan tetap muka terbatas, sambil meminta percepatan vaksin kepada mahasiswa dan dosen.
“Kita dorong agar vaksinasi Pendidik dan tenaga Kependidikan bisa disegerakan agar PTM bisa berjalan,” kata dia, yang dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (1/9).
Nizam mengaku telah meninjau kampus di beberapa provinsi menjelang tahun ajaran baru pada Agustus lalu. Sebagian besar telah siap menggelar kuliah tatap muka.
Namun, mereka akhirnya mengurungkan keputusan tersebut seiring lonjakan kasus Covid-19 beberapa waktu terakhir dan PPKM.
“Rata-rata sudah menyiapkan untuk PTM terbatas, tapi kemudian Covid melonjak tinggi, sehingga pada meninjau ulang dan tunggu perkembangan,” kata Nizam.ant/afd
Penulis: Afdian R Editor: Dadang Yulistya