Karlie Hanafi : Bangsa Indonesia Ramah dan Berbudaya Karena Pancasila

by baritopost.co.id
0 comments 3 minutes read
Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalsel Dr H Karlie Hanafi Kalianda, SH MH saat menyampaikan materi tentang Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-nilai Ideologi Pancasila di Kantor Satpol PP Kabupaten Batola di Marabahan, Kamis (30/5/2024).(foto : ist)

Marabahan, BARITOPOST.CO.ID – Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Dr H Karlie Hanafi Kalianda, SH, MH mengatakan bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah dan berbudaya karena mengamalkan ajaran yang terkandung di dalam Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara.

Hal itu disampaikan Karlie Hanafi saat menggelar Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-nilai Ideologi Pancasila di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Barito Kuala (Batola) di Marabahan, Kamis (30/5/2024).

“Karenanya sangat wajar bila bangsa kita merindukan diajarkan kembali tentang nilai-nilai luhur, pandangan hidup, filosofis bangsa dan yang lainnya dari Pancasila,” ujar Karlie Hanafi.

Baca Juga: Pansus I DPRD Kapuas Konsultasi Aturan Bangun Gedung Di Kalsel

Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Kalsel ini melanjutkan untuk menjawab kerinduan masyarakat tersebut, maka upaya-upaya pengenalan kembali dan pembinaan nilai-nilai Pancasila sebagai pilar Negara Indonesia harus dilaksanakan dengan melibatkan pihak pemerintah, swasta dan akademisi serta pihak terkait lainnya saat dihadapan jajaran pimpinan, segenap karyawan, baik ASN maupun tenaga honorer, magang dan perwakilan Dharma Wanita instansi ini.

Dikatakannya memudarnya penerapan dan pemahaman Pancasila bangsa Indonesia masa kini antara lain terlihat dari berbagai konflik berbasis intoleransi agama atau budaya yang semakin kerap bermunculan di seluruh Indonesia, kurangnya rasa persatuaan dan kesatuan, mementingkan diri sendiri atau kelompok dan lain-lain.

“Sedangkan upaya-upaya pengenalan dan pembinaan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, wujudnya dengan menggelar kegiatan sosialisasi seperti yang kita laksanakan hari ini,” ujarnya.

Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalsel Dr H Karlie Hanafi Kalianda, SH MH saat menyerahkan cindera mata berupa ukiran lambang negara Garuda Pancasila yang diterima Sekretaris  Satpol PP Kabupaten Batola Sri Wahidah,S.Ip.(foto : ist)

Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalsel Dr H Karlie Hanafi Kalianda, SH MH saat menyerahkan cindera mata berupa ukiran lambang negara Garuda Pancasila yang diterima Sekretaris  Satpol PP Kabupaten Batola Sri Wahidah,S.Ip.(foto : ist)

Politisi santun ini juga menyinggung tentang gerakan-gerakan radikal-ekstrem-terorisme yang bisa terjadi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu mentalitas yang tidak stabil sehingga ingin mencari hal baru, ketimpangan ekonomi yang kian hari kian melebar, persoalan budaya yang dianggap harus dirombak secara radikal serta wawasan keilmuan keagamaan yang kurang.

“Hanya dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman atau pandangan hidup bisa menangkal gerakan-gerakan radikal-ekstrem-terorisme,” jelasnya.

“Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam sila-sila dari Pancasila harus dipahami dan diamalkan oleh setiap warga negara Indonesia, sehingga memiliki dasar yang kuat dan bisa menentukan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam melawan paham radikalisme maupun terorisme,” tambahnya.

Pada kesempatan itu selaku narasumber Staf Ahli DPRD Provinsi Kalsel, H Puar Junaidi, S.Sos, SH, MH yang dalam paparannya antara lain mengatakan langkah-langkah yang disarankan adalah membiasakan dan menyerukan pandangan yang menghargai, menghormati, terbuka dan moderat, memperkuat wawasan kebangsaan dan cinta tanah air serta menumbuhkan kembali sikap gotong royong yang merupakan budaya asli bangsa Indonesia.

Baca Juga: DPRD Kalsel Komitmen Hadirkan Pilkada Demokratis dan Berkualitas

Menurut Puar, radikalisme maupun terorisme bertentangan dengan Pancasila karena paham ini tidak sejalan dengan prinsip ketuhanan yang maha esa, prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab, prinsip persatuan, prinsip musyawarah dan keadilan, radikalisme juga termasuk pada keadaan yang sangat bertentangan dengan prinsip demokrasi dan perikemanusiaan.

“Gerakan radikalisme maupun terorisme juga bertentangan dengan sila Persatuan Indonesia, karena adanya pemaksaan kehendak melalui cara cara kekerasan dan keinginan untuk mengganti dasar negara Pancasila dengan dasar lainnya, akan merusak persatuan dan kesatuan bangsa,” tambah Puar.

“Pancasila sebagai benteng agar tidak terpapar paham radikalisme dan terorisme. Masyarakat harus memahami dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila dalam kehdupan berbangsa dan bernegara serta tidak mudah terpengaruh berita-berita hoax yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan,” pungkasnya.

 

Penulis/Editor/* : Sophan Sopiandi

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

 

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar