Karlie Hanafi : Masyarakat Banyak Mempertanyakan Kenapa P4 Dihapus

by baritopost.co.id
0 comments 3 minutes read
Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalsel Dr H Karlie Hanafi Kalianda, SH MH saat menyampaikan materi Sosialisasi Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di RT 02, Kelurahan Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan, Kabupaten Batola, Kamis (8/2/2024).(foto : ist)

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Dr H Karlie Hanafi Kalianda, SH, MH mengatakan masyarakat banyak yang menyampaikan pertanyaan kenapa Program Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dicabut atau dihapuskan dan tidak diajarkan lagi.

“Pertanyaan itu kerap dilontarkan saat saya melakukan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di berbagai wilayah di Kabupaten Barito Kuala,” ujar Karlie Hanafi dalam perbincangan dengan wartawan di Banjarmasin, Ahad (11/2/2024).

Baca Juga: Alokasikan Penyertaan Modal Rp16 Miliar Lebih ke Bank Kalsel

“Seperti saat sosialisasi di RT 02, Kelurahan Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan, Kabupaten Batola, Kamis (8/2/2024) saat tanya jawab, warga yang berusia 65 tahun melontarkan pertanyaan tentang penghapusan ajaran P4. Padahal menurut tokoh masyarakat ini banyak hal positif yang bisa diambil dari program P4 tersebut,” ungkapnya.

Menanggapi pertanyaan warga tersebut, Karlie Hanafi menjelaskan ada dua hal kenapa P4 dicabut. Pertama, karena P4 dianggap sebagai indoktrinasi yang dinilai melanggar HAM. Kedua, Pancasila saat itu menjadi alat politik. Mereka yang tidak sejalan dengan pemerintah dicap sebagai anti Pancasila.

Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalsel Dr H Karlie Hanafi Kalianda, SH MH menyerahkan cindera mata berupa lambang negara Burung Garuda saat Sosialisasi Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di RT 02, Kelurahan Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan, Kabupaten Batola, Kamis (8/2/2024).(foto : ist)

Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalsel Dr H Karlie Hanafi Kalianda, SH MH menyerahkan cindera mata berupa lambang negara Burung Garuda saat Sosialisasi Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di RT 02, Kelurahan Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan, Kabupaten Batola, Kamis (8/2/2024).(foto : ist)

Karlie Hanafi melanjutkan, seiring dengan berjalannya waktu, selain kerap melontarkan pertanyaan tentang penghapusan P4, masyarakat juga sering melontarkan kerinduannya terhadap program P4 tersebut.

Dikatakan juga kerinduan masyarakat terhadap program P4 itu sebenarnya sedikit terobati dengan adanya sosialisasi tentang Empat Pilar Kebangsaan yang berlakangan ini gencar dilaksanakan, baik oleh kalangan legislatif maupun eksekutif.

Sementara saat Sosialisasi Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan yang dilaksanakan di RT 02, Kelurahan Ulu Benteng, Kecamatan Marabahanan, Kabupaten Batola, Kamis lalu, politikus senior H Puar Junaidi, S.Sos, MH selaku narasumber dalam paparannya mengatakan empat pilar kebangsan merupakan tiang penyangga yang kokoh, berperan agar rakyat Indonesia merasa nyaman, aman, tenteram dan sejahtera serta terhindar dari berbagai macam gangguan dan bencana.

Baca Juga: LSI Denny JA Prediksi 9 Parpol ke Senayan

“Empat pilar kebangsaan adalah kumpulan nilai-nilai luhur yang harus dipahami seluruh masyarakat dan menjadi panduan dalam kehidupan ketatanegaraan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil, makmur, sejahtera dan bermartabat,” tambah Puar Junaidi yang pernah menjabat anggota DPRD Provinsi Kalsel sebanyak tiga periode.

Dijelaskannya konsep empat pilar kebangsaan itu terdiri dari Pancasila, Undang-undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta Bhineka Tunggal Ika.

“Pancasila merupakan ideologi dan dasar negara yang memiliki fungsi sangat fundamental dan juga disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum, sedangkan nilai-nilai luhur Pancasila tertuang dalam norma-norma yang terdapat dalam pembukaan dan batang tubuh UUD 1945.

“Norma konstitusional UUD 1945 menjadi acuan dalam pembangunan karakter bangsa,” ungkapnya.

Dikatakan juga dalam pembangunan karakter bangsa dibutuhkan komitmen terhadap NKRI, yang dibangun pada manusia dan bangsa Indonesia adalah karakter yang memperkuat dan memperkokoh komitmen terhadap NKRI.

“Maka rasa cinta terhadap tanah air perlu dikembangkan dalam pembangunan karakter bangsa, melalui pengembangan sikap demokratis dan menjunjung tinggi hak azasi manusia serta menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Puar Junaidi.

Dikatakan juga Bhineka Tunggal Ika bertujuan menghargai perbedaan atau keragaman namun tetap bersatu dalam ikatan sebagai bangsa Indonesia.

“Indonesia terdiri dari beragam suku, agama, ras dan antara golongan (sara). Keberagaman ini harus dipandang sebagai kekayaan khasanah sosial kultur, bersifat kodrati dan alamiah. Keberagaman bukan untuk dipertentangkan apalagi diadu antara satu dengan yang lain sehingga berakibat terpecah belah. Oleh sebab itu Bhineka Tunggal Ika harus dapat menjadi penyemangat terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa,” katanya.

“Jadi, empat pilar kebangsaan merupakan tiang penyangga yang kokoh, berperan agar rakyat Indonesia merasa nyaman, aman, tenteram dan sejahtera serta terhindar dari berbagai macam gangguan dan bencana,” pungkasnya.

Kegiatan sosialisasi mendapat tanggapan sangat serius dari peserta yang terdiri dari Ketua RT O2, Kelurahan Ulu Benteng, Abdi Sabirin, sejumlah tokoh masyarakat, pemuka agama, generasi muda serta sejumlah masyarakat umum lainnya.

Penulis/Editor/* : Sophan Sopiandi

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment