Karlie Hanafi Terima Keluhan Kelangkaan Pupuk dan Sulitnya Air Bersih

Saat melakukan reses di Kabupaten Barito Kuala tanggal 3-6 Mei, anggota DPRD Kalsel H Karlie Hanafi Kalianda banyak menerima aspirasi dari warga dan kegiatan reses tetap menerapkan protokol Kesehatan.(ist)

Marabahan, BARITOPOST.CO.ID – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan DR H Karlie Hanafi Kalianda, SH, MH yang melakukan reses ke daerah pemilihannya di Kabupaten Barito Kuala, mendapat banyak aspirasi maupun keluhan dari masyarakat yang didatanginya.

Kepada wartawan di Banjarmasin, Ahad (9/5/2021) Karlie mengatakan, aspirasi maupun keluhan saat dia melakukan reses pada tanggal 3 sampai 6 Mei 2021, antara lain menyangkut kelangkaan pupuk bersubsidi, sulitnya air bersih karena belum tersentuh PDAM, kesulitan bibit tanaman, minimnya penerangan jalan dan lain-lain.

Karlie menyebutkan ada sepuluh titik yang didatanginya, yaitu Desa Karya Maju, Desa Antar Baru, Desa Antar Raya, Desa Pindahan Baru, Desa Sungai Sahurai, Desa Sungai Gampa Asahi, Desa Sungai Raya, Desa Sungai Kambat, Desa Bantuil dan Desa Badandan.

Menurut Karlie, masyarakat Kabupaten Barito Kuala yang mayoritas adalah petani mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi hampir di semua titik yang didatangi.

“Untuk pupuk bersubsidi yang harganya mencapai Rp120.000 per karung keberadaannya di wilayah tempat tinggal mereka dan terpaksa harus membelinya di daerah lain dengan harga non subsidi yaitu mencapai Rp250.000 sampai Rp320.000 per karung dan ada masukan dari warga kalau bisa pupuk bersubsidi itu dikoordinir oleh kepala desa di wilayah masing-masing.

Politisi Golkar ini menambahkan selain kelangkaan pupuk, warga juga mengeluhkan sulitnya air bersih di wilayah mereka, karena belum tersentuh PDAM dan hanya mengandalkan air sungai atau pun air hujan.

Kepala Desa Sungai Kambat Hj Wahidah dalam kegiatan reses, Selasa (4/5/2021) lalu mengatakan, program air bersih sama sekali belum menyentuh wilayah mereka yang hanya memakan waktu sekitar 10 menit ke ibukota kabupaten, Kota Marabahan.

“Dimusim kemarau seperti sekarang ini kalau masih bisa mengandalkan air sungai, maka kami pakai air sungai untuk semua keperluan dan kalau air sungai sudah terkontaminasi air laut dan menjadi asin, terpaksa harus membeli air bersih. Sedangkan pada musim hujan, kami menampung air hujan itu untuk keperluan sehari-hari,” ujarnya.

Terpisah Camat Cerbon Hasbiannor mengakui beberapa desa di wilayahnya belum terlayani air bersih maupun penerangan dari PLN.

“Setiap tahun selalu diusulkan, tapi menurut pengakuan pihak PLN maupun PDAM karena jumlah warganya terlalu sedikit, sehingga pihaknya merugi kalau dilakukan,” ujarnya.

Lanjutnya kedepan sedang direncanakan solusi, seperti menempatkan tandon-tandon air, maupun menggunakan pompa-pompa air.

Dikegiatan reses tersebut, Karlie Hanafi juga banyak mendapat keluhan terkait tanaman warga banyak yang mati karena tersapu banjir beberapa waktu lalu.

“Kalau bisa tolong diperjuangkan untuk bantuan bibit, karena bibit maupun tanaman warga banyak yang musnah tersapu banjir,” ujar Budi Gawis Kepala Desa Badandan Kecamatan Cerbon.

Menanggapi aspirasi dan keluhan warga yang ditemuinya saat reses itu, Karlie mengatakan, pihaknya akan memilah-milah permasalahan yaitu masuk kewenangan provinsi atau kewenangan kabupaten, demikian juga yang masuk ranah pribadi, seperti permintaan bantuan peralatan Maulid Habsyi, dan lain-lain.

“Insyaallah semua aspirasi yang masuk akan saya perjuangkan sesuai kewenangannya,” ujar Karlie.

Kegiatan reses yang dilakukan Karlie pada setiap titiknya selalu mengutamakan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, cuci tangan maupun menjaga jarak.

Rilis/Sopian

Related posts

KONI Batola Mulai Bersiap Hadapi Porprov XII 2025 di Tala

Di Hadapan Mentan RI, Pj Bupati: Batola Dukung Cetak Petani Milenial

Hery Kadiskominfo Batola: Crisrt Adalah Upaya Konkret Amankan Informasi