Kasihan, Usai Dilahirkan, Usus Bayi Mandastana Menyembul Keluar Perut 

Marabahan, BARITO – Kasihan, Aisyah Nur Hamid, bayi perempuan berusia 7 hari, buah hati pasangan Abdul Hamid (33) dan Dewi Riyana (23), harus menanggung penyakit berat yang menderanya.

Bayi malang yang orangtuanya secara ekonomi tidak mampu tinggal di Jalan Ray 04, RT.03, Puntik Tengah, Kecamatan  Mandastana, Kabupaten Barito Kuala (Batola), itu menderita empat penyakit sekaligus.

“Penyakit ini didapat sejak dalam kandungan, seperti penyakit jantung bawaan, kelainan bibir sumbing, omfalokel (usus keluar dari dinding perut), dan kelainan telinga sebelah kanan tidak ada lubangnya,” papar dr. Adi Hijaz Yamani, SpA.

Kisah bayi malang yang viral di Batola ini, mengundang empati Bupati Hj Noormiliyani AS. Langsung setangan, bupati perempuan pertama di Kalsel itu, menyerahkan bantuan uang Rp10 juta dari yayasan Dompet Peduli Batola.

Uang dari yayasan yang dikelolanya itu, diterima langsung ayah si bayi, Abdul Hamid, di ruang Krisis Center Covid-19 Batola, Selasa (4/8/2020) sekitar pukul 11.00 Wita.

“Yang bisa kita lakukan saat ini adalah mengurangi beban orangtua pasien. Mudah-mudahan ada safaat dari Rasul karena namanya sama seperti isteri nabi, Aisyah. Semoga bisa sembuh, normal seperti anak lainnya. Itulah harapan Ibu,” ucap bupati, saat diwawancarai awak media.

Menyinggung tentang pembiayaan, orang nomor satu di Bumi Ije Jela yang berani memutus kerja dengan BPJS kesehatan untuk membela warganya ini, menyebutkan pada pertama dibantu oleh yayasan dahulu. Rencana bayi tersebut akan dirujuk ke RSU Ulin Banjarmasin.

“Pertama dari yayasan dahulu, mungkin nanti BPJS Mandiri juga bisa. Tapi, bukan BPJS yang 33 ribu itu,” ujar bupati.

Maksud bupati soal BPJS yang 33 ribu, yakni BPJS kesehatan yang kerja samanya telah diputuskan bupati, yang iuran per bulannya ditanggung melalui APBD Batola.

Menurut dr. Adi Hijaz Yamani, penyakit yang diderita Aisyah sebenarnya bisa dideteksi lebih awal jika saja ibu bayi rutin cek ke dokter kandungan.

Mengenai penyebab sakit, dr Adi menyebutkan bisa jadi dipengaruhi berbagai faktor.

“Pembentukan organ tubuh itu kan terjadi di trisemester awal, atau antara 8-12 minggu. Dalam waktu ini, mungkin saja ibunya sakit, atau mungkin meminum obat tertentu atau memakan makana yang bisa mempengaruhi perkembangan janin dalam kandungan,” ujarnya.

Sementara kondisi bayi sekarang, kata dia, masih stabil dengan pemasangan bermacam alat pembatu. Termasuk pemberian diet selang karena bibir sumbing tidak bisa minum langsung.

Menyinggung mana yang lebih parah di antara empat penyakit yang diderita Aisyah, dr Adi menyebut Ompolokel.

“Ompolokel itu kan ususnya keluar. Maka bisa infeksi kalau sudah pecah, itu yang paling bahaya. Bakteri akan masuk ke dalam perut. Sementara kalau penyakit jantung biasanya ada saja pasien anak bertahan sampai usai dewasa,” bebernya.

Sementara Direktur RSUD Abdul Aziz Marabahan, dr. Faturrahman megatakan, untuk merujuk pasien Aisyah, sebelumnya akan dikonfrimasi ke Ulin dulu, apakah ada bed (tempat tidur) yang kosong atau masih bisa menerima rujukan pasien. “Prinsipnya kita siap membawa pasien ke Ulin. Sebab, kalau di kabupaten (RS Marabahan) terkendala ada alat yang belum lengkap dan kondisi rusak. Jadi akan lebih baik jika dirujuk ke RS Ulin,” tandasnya.


Penulis Rudy

Related posts

Pilih Ketum Baru dan Rumuskan Program Kerja di Musda XVI HIPMI Kalsel

Antisipasi Serangan Siber, SDM Diskominfo Kalsel Ikuti Pelatihan CSCU

Kesiapan Telkomsel Menghadapi Pilkada Serentak 2024