Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan berhasil menurunkan angka stunting sebesar 5,4 % dari Dari 27,8% menjadi 22,4%.
Tentu keberhasilan menurunkan kasus stunting yang merupakan program pusat itu tak lepas dari sinergitas semua pihak dan SKPD terkait. Diketahui, Kota Banjarmasin sendiri memiliki 14 Kelurahan yang menjadi titik lokus karena kasus stunting masih terbilang tinggi.
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengapresiasi kerja jajarannya dan kerjasama masyarakat atas keberhasilan penurunan stunting tersebut.
Penurunan angka stunting yang signifikan itu juga tak lepas dari program program yang dijalankan pemko Banjarmasin, seperti, Dapur Sehat, Kampung KB dan lainnya.
“Alhamdulillah, kita bersyukur kasus ini turun. Meksipun itu kita jangan bangga apalagi sampai terlena karena masih ada beberapa yang belum ditangani,” katanya disela menghadiri lomba Kampung KB, Kamis (6/4/2023).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, M Ramadan menyampaikan, Pemko Banjarmasin sendiri telah menargetkan di tahun 2023 ini penurunan stunting di Kota Banjarmasin bisa mencapai 17 persen. Artinya, target tahun ini tersisa 11,6 persen.
Kemudian tahun 2024 ditarget turun 14 persen. Sehingga itu, penurunan kasus kesehatan ini setiap tahunnya ada progresnya.
Dia pun mengatakan, kasus stunting yang masuk dalam Isu strategis itu terjadi karena ada dua intervensi yakni intervensi spesifik dan intervensi sensitif
Baca Juga: Jalin Silaturahmi, Ikamatsaka Salurkan Bantuan Kepada Yayasan Anak Bangsa
“Kalau Intervensi spesifik 30% yg dilaksanakan olen sektor kesehatan, dan 70 % intervensi sensitif dilaksanakan oleh lintas SKPD. Upaya Penurunan stunting dibentuk Tim yg disebut TP2S(Tim Percepatan Penurunan Stunting) Kota banjarmasin yg ketuanya adalah bapa wakil wali kota,” katanya.
Ramadan menjabarkan, ada 19 Intervensi spesifik ( 30%) yang telah dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin untuk menurunkan angka stunting, sebagai berikut :
1. Screning anemia pada remaja putri
2. Konsumsi tablet tambah darah remaja putri 52 tabel selama 1 tahun
3. Pemeriksaan kehamilan
4. Konsumsi tabel tambah darah pd ibu hamil minimal 90 tablet selama hamil
5. Pemberian makan tambahan bg bumil KEK (Kekurangan Energi Kronik)
6.pemantauan tumbuh kembang anak balita
7.memasrikan bayi diberikan Asi Secara Eksklusif
8.pemberian makan tambah pada balita baik PMT bahan pabrikan yg dr kemenkes maupun PMT bahan lokal
9.peningkatan cakupan imunisasi
10. Promosi PHBS ( Prilaku Hidup Bersih Sehat)
11. Deklarasi kelurahan ODF (buang air besar sembarangan)
12. Peningkatan kepesetaan PBI
13.pelakasanaan manajemen terpadu balita sakit (MTBS)
14. Setiap 6 bulan Bayi dan balita mendapatkan Vit A
15. Tata laksana gizi buruk
16. Promosi dan konseling PMBA (Pemberian Makana Bayi Anak)
16.pelaksanaan kelas bumil dan kelas ibu balita
17. 100 % kelurahan di kota banjarmasin sdh melaksanakan STBM (Sanutasi Total Berbasis Masyarakat)
18.memberikan informasi atau pemahaman sasaran tentang stunting melalui pelaksanaan komunikasi efektif.
19. Pemenuhan antropometri ssi standar kemenkes di seluruh poayandu di kota Banjarmasin yang berjumlah 395 posyandu.
Penulis: Hamdani
Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya