Banjarmasin, BARITO – Anjungan Listrik Mandiri (ALMA) Docking Station Kapal Pertama di Kalimantan Selatan (Kalsel) di Pelabuhan Perikanan Banjar Raya, Kota Banjarmasin resmi telah difungsikan pada Jumat (24/6/2022) malam.
Fasilitas untuk nelayan tersebut sebanyak dua box ALMA dengan kapasitas masing-masing 3 x 5500 VA dan 2 x 5500 VA.
Keberadaan ALMA Docking Station ini sebagai bentuk dukungan terhadap Program Borneo Green Environment.
Karena itu para nelayan dan pelaku usaha di Pelabuhan Perikanan Banjar Raya menyambut positif fasilitas listrik tersebut.
Pasalnya, keberadaan ALMA yang digagas oleh Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, ternyata dapat menekan biaya operasional nelayan ketika kapalnya tengah sandar di dermaga Banjar Raya Banjarmasin.
Biaya operasional dimaksud, yakni pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk penerangan di kapal, selama ini dikisaran Rp80 ribu per malam, namun dengan memanfaatkan fasilitas ALMA ini, biaya yang dikeluarkan per malam hanya Rp35 ribu.
“Adanya layanan Anjungan Listrik Mandiri (ALMA) di Pelabuhan Perikanan Banjar Raya Banjarmasin bagi kapal nelayan, itu mampu menekan biaya operasional untuk penerangan di kapal pada waktu sandar di dermaga,” ujar Sekretaris Perkumpulan Agen Penyalur Ikan (PAPI) Kalsel, H Priyadi Jaya kepada wartawan.
Jaya menyebutkan biaya operasional yang mampu ditekan dengan hadirnya fasilitas ALMA ini hampir 60 persen.
“Hampir 60 persen, kalau kita menggunakan genset, biaya minyak itu per malam sekitar Rp80 ribu, tapi dengan ALMA cukup bayar Rp35 ribu per malam,” ungkapnya.
Dengan adanya fasilitas ALMA ini di Pelabuhan Perikanan Banjar Raya, lanjut Jaya, pihaknya sebagai nelayan dan pelaku usaha sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kalsel dan Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor.
Ditegaskannya, dengan fasilitas ALMA ini para pemilik kapal nelayan yang tengah sandar di dermaga sangat terbantu karena dapat menghemat biaya operasional untuk penerangan di kapal.
“Dengan biaya Rp35 ribu per malam sangat membantu menghemat pengeluaran untuk penerangan di kapal nelayan,” pungkasnya.
Penulis/Editor : Sophan Sopiandi