Jakarta, BARITOPOST.CO.ID – Pemuda Muhammadiyah mengecam keras kejadian penyerangan yang dilakukan tentara Israel ke Kota Jenin, Tepi Barat Palestina yang menyebabkan 10 warga sipil tewas dan melukai puluhan lainnya.
Ketua Bidang Kemaritiman Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Dedi Irawan, menyampaikan kecaman tersebut, seperti dilansir situs resmi muhammadiyah.or.id.
Menurutnya, kebiadaban serangan Israel merupakan kejahatan kemanusiaan. “Kekejaman Israel ke rakyat Palestina telah berlangsung puluhan tahun dan semakin brutal. Kita harus bersatu untuk menghentikan perilaku biadab atas nama kemanusiaan dan perdamaian abadi,” ucap Dedi, dalam keteranganya.
BACA JUGA: Tanamkan Kesadaran Dini Jaga Lingkungan
Sikap Pemuda Muhammadiyah, sebut Dedi, pihaknya berada pada posisi membela Palestina. Pemuda Muhammadiyah tidak akan pernah berhenti berdiri bersama Rakyat Palestina.
Komitmen Pemuda Muhammadiyah berada di pihak Palestina. “Jadi sesuai konstitusi yang dimiliki Indonesia sejak negara ini didirikan hingga kini,” tambahnya.
Bahkan, sambungnya, isu Israel-Palestina akan masuk dalam pembahasan di Muktamar Pemuda Muhammadiyah mendatang. “Kami akan membahas secara khusus terkait agresi Israel tersebut di Forum tertinggi organisasi Muktamar Pemuda Muhammadiyah pada Februari 2023 ini, agar sikap dan usaha-usaha membantu rakyat Palestina Merdeka dapat lebih sistematis,” tandasnya.
Sikap pembelaan ke Rakyat Palestina merupakan sikap kolektif yang dimiliki Persyarikatan Muhammadiyah. Seperti beberapa waktu lalu, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bersama organisasi lain mendiskusikan untuk pembelaan Palestina.
“Kita merekomendasikan adanya satu koordinasi kegiatan sehingga dukungan terhadap Palestina menjadi lebih efisien dan bermanfaat,” ujar Ketua MDMC Budi Setiawan.
Budi berharap, advokasi membentuk narasi ini dapat dilakukan di bidang kultural agar perjuangan terhadap bangsa Palestina tidak sekadar menunggu momen berdarah.
“Isu Palestina sudah lama dan susah selesainya kapan. Kita perlu warna baru dalam membicarakan Palestina,” imbuhnya.
Untuk diketahui, seperti dilansir BBC News Indonesia, menyebutkan, sebanyak sembilan orang Palestina tewas dalam serangan Israel di Jenin, Tepi Barat, pada Kamis (26/1/2023). Insiden ini disebut pejabat Otorita Palestina sebagai serangan Israel paling mematikan terhadap kamp pengungsian Jenin selama hampir dua dekade.
BACA JUGA: BUMDes Tingkatkan Ekonomi dan Kelola Potensi Desa
Pejabat Palestina mengatakan dua orang yang meninggal adalah warga sipil, termasuk seorang perempuan berusia 61 tahun. Sementara kelompok militan Palestina mengaku tujuh lainnya adalah anggota mereka.
Pihak militer Israel mengatakan pasukannya memasuki kamp untuk menangkap anggota kelompok militan Jihad Islam yang disebut sedang merencanakan “serangan besar”.
Kantor presiden Palestina menuduh Israel melakukan “pembantaian” dan belakangan mengumumkan berakhirnya kerja sama dengan Israel di bidang keamanan.
Editor : Afdiannoor Rahmanata
BACA JUGA: Bupati Banjar Hadiri Isra Mi’raj dan Haul Guru Sekumpul di Masjid Pancasila