Oleh: HM Arief Husaini
Gelaran touring akbar South Borneo BMW Enthusiast (SBBE), Menaklukan Jalur Kejam Kalimantan (MJKK), memang sudah tuntas dilaksanakan terhitung sejak touring ini mulai start di akhir tahun 2016, dengan rangkaian 2 kali touring lintas negara, dan sebagai pamungkas pada MJKK#3, touring lintas provinsi yang mengambil rute-Kalsel-Kaltim-Kaltara di pekan pertama Juni 2021 lalu dan digelar di saat masa pandemi Covid-19 masih belum juga berakhir.
Ya, agar terhindar dari bayang-bayang ancaman covid-19 bukan hanya ada dalam agenda perjalanan yang menempuh 3000Km pulang pergi ini saja, sepekan sebelum startpun, 25 peserta touring diwajibkan menjalani protokol kesehatan yakni wajib steril dari covid-19. Dalam hal ini, semuanya wajib diswab antigen dan dinyatakan negatif dari covid-19. Alhasil, semua peserta lolos bisa mengikuti touring ini setelah dinyatakan negatif.
Tak sampai di situ, Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kalsel selaku induk dari club-club roda 4 dan roda 2 pun, tak ketinggalan membekali seluruh peserta dengan peralatan swab antigen untuk bekal berjaga-jaga apabila setiap memasuki provinsi tetangga, akan diberlakukan pemeriksaan oleh Satgas Covid setempat.
Bahkan hingga di etape terakhir yakni Provinsi Kalimantan Utara, saat memasuki gerbang perbatasan memasuki Tanjung Selor, seluruh peserta bukan hanya disambut jajaran Pemprov Kaltara dan Forkopimda, namun turut disambut petugas-petugas medis dari BPBD Satgas Covid Kaltara. Semuanya kembali diswab antigen, dan hasilnya pun Alhamdulillah kembali negatif. “Ini syarat mutlak memasuki Provinsi Kalimantan Utara, walaupun rombongan SBBE adalah tamu VVIP yang kami tunggu-tunggu, mereka tetap mengikuti prokes yang diterapkan Pemprov Kaltara. Alhamdulillah, semuanya positif dan kami akan lanjutkan konvoy menuju pusat kota,” ungkap Kepala Seksi Pengembangan Segmen Pasar dan Promosi Ary Rifaldy Hamidan, S.IP yang mewakili Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Utara.
Dibanding dua MJKK sebelumnya, rute kali ini adalah rute penuh tantangan bagi para warrior (julukan para driver SBBE,red). Pasalnya, rute trans Kaltim-Kaltara bukan hanya kejam, namun bisa tergolong sadis. Kenapa tidak, peserta MJKK yang rata-rata menggunakan sedan ceper, harus sigap menghadapi sekitar 70% jalan yang sangat rusak, penuh lubang, banyak bekas longsoran tebing dan jurang, dan sangat tidak layak untuk kendaraan roda 4 jenis sedan alias hanya diperuntukan mobil jenis SUV atau awam disebut mobil-mobil offroad.
Bagi para warrior, tak ada jalur yang tak bisa ditaklukkan. Berkat kegigihan, skill, jam terbang mengemudi, dan nawaitu terutama, semua medan sadis itu bisa terlewati meski diwarnai dengan sedikit kerusakan di beberapa unit peserta, namun semua bisa diatasi meski pada posisi di pedalaman hutan sekalipun. Merasakan kejamnya jalur yang dilewati, bagi para warrior tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan kejamnya ancaman covid-19. “Yang pasti lebih kejam ancaman covid-19 dibanding jalur-jalur ekstrem yang kami lalui dari Kalsel, Kaltim, dan Kaltara,” ucap Imam Taufiq, Touring Comitte 2 kepada Barito Post.
Terdata dari setiap provinsi atau kabupaten yang dilewati, terangkum data mencengangkan, seperti di Kabupaten Tanah Bumbu Kalsel, dimana diketahui positif terjangkit virus mematikan ini sebanyak 2860, dalam perawatan sebanyak 23 orang, meninggal dunia 88 orang, dan dinyatakan sembuh sebanyak 2740, yang jika diakumulasi dari angka keseluruhan data covid-19 di Kalsel, 35.565 orang dinyatakan positif, 650 dalam perawatan, 1.052 dinyatakan meninggal dunia, dan 33.863 dinyatakan sembuh.
Memasuki provinsi tetangga, Kaltim, terangkum data yang juga mencengangkan, dimana dinyatakan positif sebanyak 73.041, 1.771 meninggal dunia, dan 70.174 dinyatakan sembuh. Dan provinsi Kaltara sebagai etape terakhir perjalanan MJKK ini, terdata sebanyak 12.516 dinyatakan positif, 11.804 yang sembuh, serta 193 orang meninggal dunia. Itulah kenapa menurut Imam, pihaknya sangat ketat menerapkan prokes kepada seluruh peserta touring ini, terlebih ancaman covid10 di provinsi-provinsi yang mereka lalui, tidak kalah hebat di banding yang terjadi di provinsi mereka sendiri.*****