Banjarmasin, BARITO – Persoalan pampangan yang merusak pemandangan Kota Banjarmasin berangsur diatasi Pemko Banjarmasin secara manual tanpa bantuan Kapal Sapu-Sapu.
Menurut Kepala Bidang Sungai PUPR Kota Banjarmasin, Hizbul Wathony, hal tersebut harus secepatnya dilakukan. Pasalnya bila lambat ditangani penumpukan semakin sulit diatasi dan akan menjadi masalah yang besar. Apalagi bila sampai membentuk pulau.
“Mengatasi itu tadi pagi kami menerjunkan puluhan pasukan turbo yang sebenarnya sudah habis masa kontraknya per 28 Desember lalu,” katanya saat ditemui di Kantornya, Selasa (29/12).
Tony melanjutkan, soal pampangan ini juga pihaknya sudah tidak ambil pusing. Pasalnya, Kapal Sapu-Sapu yang pertengah bulan ini telah habis kontraknya, Rabu 30 Desember ini kapal tersebut sudah bisa kembali beroperasi. Sehingga itu masalah pampangan bisa diatasi dengan cepat.
Ia juga membeberkan, Kapal sapu itu dikontrak dari Balai Sungai hingga enam bulan kedepan dengan nilai yang sudah disepakati. Ditanya berapa nilai kontrak, Tony enggan mengatakannya.
Alih-alih soal Kapal Sapu-Sapu. Apakah Pemko Banjarmasin terus-terusan mengharap bantuan kapal.
Menanggapi itu, Tony tidak bisa terus-terusan mengharapkan Kapal Sapu-Sapu mengangkut sampah-sampah yang mencemari Sungai Martapura di Banjarmasin itu.
Saat ini pihaknya sudah merencanakan inovasi ruang pemilahan sampah. Pemilahan sampah itu dikonsep di daerah Benua anyar sebelum Jembatan Banua Anyar.
“Disana ada jaring yang menahan sampah kiriman. Disana juga langsung dilakukan pemilahan sampah. Intinya ini bertujuan untuk mengurangi sampah yang masuk ke daerah kota,” tutupnya.
Penulis: Hamdani