Jakarta, BARITO – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan sarana dan prasarana pelabuhan kawasan Banten aman dari tsunami. Aktivitas pelabuhan dinyatakan normal.
“Operasional pelabuhan tetap berjalan normal dan para petugas meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana akibat cuaca buruk,” ujar Direktur Jenderal Pehubungan Laut Kementerian Perhubungan, Agus H Purnomo, Minggu (23/12).
Hal itu disampaikan lewat keterangan pers resmi, yang berjudul ‘Dirjen Hubla: Sarana dan Prasarana Pelabuhan Aman dan Tidak Terdampak Bencana Tsunami Selat Sunda’. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banten dan Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Kelas I Tanjung Priok bersiaga sampil memantau kondisi sekitar Selat Sunda. Mereka juga memberikan bantuan kepada korban di kawasan pesisir pantai.
“Petugas kami siap dan kapal patroli PLP Tanjung Priok disiapsiagakan untuk mengantisipasi kejadian serupa yang diakibatkan bencana tsunami tersebut,” kata Agus.
Dia menyampaikan bela sungkawa untuk semua korban tsunami. Agus meminta semua petugas pelabuhan wasapda dan terus memantau informasi dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Apalagi saat ini adalah musim liburan.
“Di musim liburan ini, saya meminta setiap petugas di lapangan meningkatkan kewaspadaan dan memperhatikan faktor cuaca serta mengutamakan keselamatan pelayaran. Pastikan faktor keselamatan pelayaran termasuk alat-alat keselamatan pelayaran terpenuhi dengan baik,” kata Agus.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan jumlah korban tsunami di pesisir Banten. Ada 62 korban meninggal dunia, 584 orang luka-luka, dan 20 orang hilang.
Sebelumnya, PT ASDP Indonesia Ferry juga menyatakan lintasan Merak-Bakauheni beroperasi 31 dari total 59 kapal yang ada. 6 Di antaranya adalah milik ASDP. Dinyatakan ASDP dalam keterangan persnya, penyeberangan di lintasan Merak-Bakauheni masih tetap aman.
sumber; detik.com