Banjarmasin, BARITO – Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) terus berupaya melakukan transformasi digital bagi industri kecil dan menengah (IKM) agar siap menghadapi perkembangan teknologi di era industri 4.0 dengan terus aktif menggelar kegiatan pelatihan e-Smart IKM dengan tema “IKM Go Digital” di sejumlah daerah.
“e-Smart IKM memberikan jaminan produk, jaminan keamanan dan jaminan standard. Konsep dari pembinaan e-Smart IKM ini kita balik dari hilir ke hulu, kita tau pasarnya dahulu baru kita tahu apa yang diproduksi,” kata Direktur Jenderal IKM Gati Wibawaningsih di sela pembukaan kegiatan e-Smart IKM “IKM – Go Digital” di Banjarmasin, Jumat, (13/9)
Gati menjelaskan, program e-Smart IKM ini diproyeksikan akan menjadikan IKM semakin kuat. Gati berharap maraknya produk impor yang beredar melalui pasar online bisa digantikan oleh produk lokal e-Smart IKM. “Semoga produk IKM dalam negeri dapat memperluas pasarnya serta dikenal oleh masyarakat nasional maupun internasional,” tambah Gati.
Sebelumnya, kegiatan serupa telah dilaksanakan di Semarang, Makassar, Surabaya, Pontianak, Bogor, Denpasar, Palembang dan Medan. “Pekan kemarin, kami telah menggelar acaranya di Medan. Kali ini kita laksanakan di Banjarmasin, Peserta yang mengikuti di antaranya adalah pelaku IKM dan masyarakat umum di wilayah Kalimantan Selatan,” ungkapnya
Pada kesempatan tersebut, dihadirkan para stakeholder, antara lain dari pihak marketplace, perbankan, financial technology, dan perusahaan Enterprise Resource Planning (ERP) untuk IKM.
Gati menegaskan kegiatan ini merupakan salah satu Langkah strategis yang sesuai dengan salah satu program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0, yakni memberdayakan IKM melalui pemanfaatan teknologi terkini.
“Kami juga kolaborasikan mereka dengan aplikasi Point of Sale (POS), aplikasi promosi digital, dan teknologi informasi yang akan memberikan edukasi melalui format digital yang dapat diakses melalui internet,” imbuhnya.
Dirjen IKMA menyampaikan, IKM di wilayah Kalimantan Selatan memiliki potensi dan harus di tingkatkan untuk semakin dipacu serta didorong pengembangannya melalui pemanfaatan teknologi digital. Menurut data dari BPS yang diolah oleh Ditjen IKMA, hingga tahun 2017, jumlah IKM di Kalimantan Selatan tercatat sebanyak 88.379 unit usaha dengan total penyerapan tenaga kerja mencapai 150.145 orang.
Gati berharap, pelaku IKM nasional khususnya di Kalimantan Selatan mampu membuka diri dan berkolaborasi untuk memulai proses transformasi digital misalnya dengan bantuan startup sebagai penyedia teknologi (technology provider) atau pemecah masalah (problem solver).
Melalui kebijakan serta pelaksanaan program pembinaan, kami Kementerian Perindustrian akan senantiasa mendukung IKM dalam menyiapkan diri untuk melakukan transformasi digital
Transformasi digital di sektor IKM, lanjut Gati, menjadi bagian langkah strategis dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional, karena jumlah IKM di dalam negeri lebih dari 4,4 juta unit usaha atau mencapai 99% dari seluruh populasi industri di Indonesia. “Kolaborasi antar berbagai pihak sangat diperlukan untuk mengubah tantangan menjadi peluang.Oleh karena itu, konektivitas menjadi pondasi utama dalam upaya penerapan industri 4.0,” papar dia.
Hingga saat ini, animo peserta untuk program ini cukup tinggi, dengan jumlah peserta yang mengikuti workshop e-Smart IKM telah mencapai sekitar 9.000 pelaku usaha dengan Total nilai transaksi e-commerce dari seluruh IKM tersebut, tercatat mencapai Rp2,3 miliar. Dari jumlah ini, sebanyak 31,87 persen atau sekitar Rp755 juta berasal dari sektor industri makanan dan minuman.
Program e-Smart IKM yang diinisiasi Kemenperin sejak dua tahun lalu itu sudah mejalin kerja sama dengan para pelaku e-commerce di Indonesia, seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia. “Jadi, kami mendorong pelaku IKM nasional mampu menembus pasar ekspor di tengah era digital atau maraknya e-commerce,” terangnya.
afd