Banjarmasin, BARITO – Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dianggap sebagai daerah penyangga ibukota negara (IKN) yang paling strategis dan potensial untuk berkembang.
Untuk itu kepala daerah khususnya gubernur yang akan datang diharapkan dapat membaca peluang tersebut agar Kalsel semakin maju sebagai penyangga IKN.
Beberapa poin terkait persiapan Kalsel sebagai daerah penyangga IKN dikaitkan dengan faktor kepemimpinan dibahas dalam “Dialog Kebangsaan : Paradigma Kepemimpinan Bagi Daerah Penyangga IKN” di salah satu ruang pertemuan hotel berbintang di Jalan A Yani, Kamis (31/10).
Hadir sebagai pembicara diantaranya adalah Dedy Supriadi, dari Bappenas RI, Antropolog UI, Hermansyah, Pengamat Pembangunan, Subhan Syarief yang juga merupakan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kalsel dengan moderator Dosen Komunikasi FISIP Universitas Lambung Mangkurat, Fahriannoor.
Kepada wartawan, Dedy menuturkan bahwa daerah penyangga IKN yang paling strategis adalah Kalsel. Seperti diketahui, IKN yang telah ditetapkan oleh Presiden RI Joko Widodo berlokasi di Provinsi Kalimantan Timur.
Maka salah satu yang harus dipersiapkan Kalsel menjadi daerah peyangga IKN adalah mempersiapkan kepala daerahnya.
“Tahun 2020 akan ada pemilihan kepala daerah bupati dan walikota termasuk gubernur. Maka saya kira ini momentum yang sangat baik untuk mempersiapkan Kalsel dalam rangka menjadi penyangga ibukota negara baru. Momentum ini harus dipersiapkan dengan manajemen perubahan yang seyogyanya dipersiapkan oleh para calon kepala daerah yang akan bertarung di 2020. Karena begitu terpilih, dia lah yang akan menghadapi perubahan dengan adanya ibukota baru,” ujarnya.
Dia berharap, kepala daerah yang akan datang bisa mencegah atau mengurangi dampak dari adanya IKN yang baru misalnya meningkatnya kedatangan tenaga kerja yang tidak tertampung . Mereka yang tidak tertampung untuk bekerja di IKN, imbuhnya, akan “lari” ke Kalsel. Karena akses menuju daerah ini tergolong mudah. Salah satu dampak itulah yang menurutnya harus diperhatikan oleh kepala daerah mendatang.
Sementara itu Hermansyah, seorang antropolog mengatakan, masyarakat Kalsel merupakan masyarakat yang kompak dan handal berkomunikasi.
” Maka potensi ini harus dimaksimalkan dalam rangka kita mempersiapkan daerah penyangga yang baik. Artinya, kita bisa menerima tamu dari luar dan bersinergi. Karena yang namanya daerah penyangga itu pasti akan kedatangan tamu,” cetusnya.
Bagi penduduk asli, imbuhnya, maka dituntut jeli menangkap peluang sekaligus tantangan.
Maka hal itu menurut Hermansyah tidak terlepas dari peran pemimpin daerah tersebut . Yakni dibutuhkan seorang kepala daerah yang mampu mengayomi masyarakatnya dan mendorong kemajuan daerahnya dengan memaksimalkan potensi yang ada. Misalnya, Kalsel dikenal sebagai daerah yang religius.
“Maka ada kemungkinan kita bisa mengangkatnya sebagai daerah yang betul betul relugius dan dapat menjadi contoh atau pilot project bagi daerah lain, bahwa inilah daerah yang religius. Ini yang harus kita pertahankan dan dibuktikan dengan perilaku, baik sebagai pemimpin maupun masyarakat. Artinya, kita harus punya manfaat bagi orang lain dan inilah yang diharapkan dari sebuah daerah penyangga,” urainya.
Pemprov Harapkan Masukan Peserta
Asisten III Bidang Administrasi Umum Setdaprov Kalsel, Heriansyah mengatakan, Pemerintah Provinsi dan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor sangat mendukung kegiatan dialog tersebut.
“Masukan dari para peserta, narasumber dan moderator sangat diperlukan untuk menjadi blue print pelaksanaan pembangunan Kalsel ke depan,” jelasnya.
Sementara itu Ketua Yayasan Sasangga Banua, penyelenggara acara tersebut, Syahmardian menegaskan bahwa pemimpin yang diharapkan itu adalah pemimpin yang memahami dan sadar bahwa dirinya ada untuk memberi pelayanan kepada masyarakat.
“Melalui dialog ini, kami mengajak masyarakat dari semua elemen agar membuka cakrawala pemikiran akan pentingnya memilih pemimpin yang berintegritas,” tandasnya.
Hasil akhir dari dialog yang mengundang tokoh masyarakat, pendidik, tokoh agama dan berbagai unsur itu adalah berupa deklarasi bersama yang berisi kesepakatan dalam hal menentukan visi misi pemimpin visioner yang dapat mempersiapkan Kalsel sebagai penyangga IKN.
tya