Yogyakarta, BARITOPOST.CO.ID – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir sampaikan selamat Hari Lahir (Harlah) satu abad Nahdlatul Ulama (NU). Haedar berharap Muhammadiyah dan NU menjadi jalan tengah integrasi keumatan dan kebangsaan.
Melalui kekhasan yang dimiliki masing-masing, Muhammadiyah dan NU merupakan pilar strategis Islam Indonesia. Keduanya memahat pandangan dan praktek keagamaan yang kokoh, moderat dan berorientasi Islam rahmatan Lil-‘alamin. Menjadikan Islam sebagai ajaran kebaikan serba utama bagi sesama kaum muslimin sekaligus bagi seluruh umat manusia dan semesta alam.
“Keduanya menjadi kekuatan penjaga bandul keseimbangan dan jalan tengah dalam proses integrasi keumatan dan kebangsaan secara harmoni, damai, dan konstruktif dalam kehidupan keindonesiaan yang Bhinneka Tunggal Ika,” ucap Haedar, dalam keterangannya, seperti dilansir situs resmi muhammadiyah.or.id di Kantor PP Muhammadiyah Jl. Cik Ditiro, No. 23, Kota Yogyakarta.
BACA JUGA: Pedagang Kaki Lima di Taman Nansarunai Ditata Baik
Terkait dengan tema Harlah Satu Abad NU “Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru.” Haedar berharap NU menjadi ormas Islam Indonesia yang bangkit dan digdaya.
“Ibarat kesaktian atau kedigdayaan para pendekar bukan hanya pada kekuatan ragawi tetapi juga ruhani dalam wujud keluhuran batin, welas asih, kebijaksanaan, membela yang terzalimi, serta tegak lurus di atas kebenaran dan kebaikan yang utama,” tuturnya.
Sebagaimana menjadi komitmen PBNU dalam menyambut Satu Abad, dengan semangat “kebangkitan baru” Nahdlatul Ulama membawa spirit para mujadid yang lahir setiap seratus tahun, maka etos kemajuan menjadi modal utama kebangkitan dan kemajuan.
BACA JUGA: Dealer Siapkan 2 Unit Charging Station Mobil Listrik
“Semoga NU semakin hadir memperbarui dan membangkitkan kehidupan umat Islam dan bangsa Indonesia menuju keunggulan berlevel Khaira Ummah sebagaimana pesan Al-Quran,” imbuhnya.
Harapan lain disampaikan Haedar dalam Satu Abad NU semakin digdaya untuk peran kebangsaan dan kemanusiaan semesta yang berwawasan persaudaraan dan kerahmatan multiranah.
NU dengan semangat merawat tradisi, dan Muhammadiyah dengan orientasi reformasi budaya bisa sinergi dan menjelma menjadi penjaga bangunan keindonesiaan yang mengintegrasikan agama, Pancasila dan kebudayaan luhur bangsa sebagai nilai utama dalam perikehidupan berbangsa dan bernegara.
“Selamat Satu Abad NU, semoga Allah melimpahkan rahmat, berkah, dan karunia-Nya,” tutup Haedar. (*)
BACA JUGA: Paman Birin Ingatkan Prestasi di 2022 Indikator Kinerja 2023
Follow Barito Post klik Google News