Banjarmasin, BARITO – Tahun ke tahun PDAM Bandarmasih mengalami penurunan pendapatan dan laba. Meski tidak merugi, namun lambat laun akan mengancam kemunduran yang signifikan dari perusahaan milik Pemko Banjarmasin ini.
Biaya operasional dan minimnya tambahan modal yang menjadi dampak menurunnya laba tersebut. Direktur Utama PDAM Bandarmasih, Yudha Ahmadi, menjelaskan, tahun 2020 PDAM meraup laba sebesar Rp 11.118.506.734 miliar.
Meskipun masih untung, namun pihaknya mengalami penurunan hingga Rp 6 miliar lebih. Tahun sebelumnya juga mengalami penurunan yang mencapai Rp 5 miliar.
Artinya, beberapa tahun ini PDAM mengalami penurunan laba tak hanya tahun ini saja.
“Aspek beban operasional yang paling banyak mempengaruhi untung rugi tahun 2020. Ditambah lagi dengan kondisi pandemi yang kita rasakan hingga saat ini. Meskipun demikian, kami bersyukur bisa bertahan dan memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan. Mudahan saja kedepan akan bisa kita tingkatkan lagi,” katanya saat menyampaikan Neraca Komparatif (Audited) 2020, di Aula PDAM Bandarmasih, Rabu (8/9).
Tak hanya itu, setidaknya dalam segi keuangan, PDAM Bandarmasih masih bisa mempertahankan keuangan dengan perolehan penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang didapatkan perusahaan air ledeng itu tercatat sudah sepuluh kali berturut turut sejak 2011. Adapun nilai hasil auditnya berpredikat sehat dan baik.
Nilai baik dari Kepmendagri no 47 tahun 1999, kemudian nilai sehat dari BPPSPAM.
Indikator dari Kepmendagri itu meliputi berbagai aspek, yakni aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi. Ketiga aspek itu mengalami kenaikan nilai.
Kenaikannya tidak signifikan, namun Yudha mengatakan, itu merupakan bentuk upaya pihaknya dalam memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.
Kemudian kinerja yang dinilai dari BPPSPAM meliputi 4 aspek, yakni aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasional dan aspek administrasi.
Penulis: Hamdani