Jakarta, BARITO-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia membutuhkan banyak wanita pengusaha untuk mendorong kemajuan ekonomi. Hal itu disampaikannya saat membuka Rakernas IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) ke-28 di Padang, Sumatera Barat, kemarin.
“Kita butuh banyak pengusaha, apalagi pengusaha wanita yang kadang jauh lebih teliti dan telaten dibanding pengusaha laki-laki. Jika pengusaha wanita makin maju, maka ekonomi Indonesia juga akan maju,” katanya.
Menurut Jokowi, Indonesia butuh pengusaha yang banyak buka lapangan usaha, pengusaha yang tidak hanya berorientasi lokal, namun juga ekspor.
“Pasar ekspor sangat terbuka luas. Tinggal bagaimana memanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” kata Jokowi.
Ia sempat meminta salah satu peserta Rakernas untuk maju ke atas panggung. Leni, pengusaha asal Bojonegoro Jawa Timur mengaku sudah masuk pasar afrika untuk memasarkan produknya. “Apa produknya?” tanya Presiden.
“SPA organ intim perempuan,” jawab Leni, yang disambut suara gemuruh para peserta.
Mendengar itu, Presiden ikut tersenyum. “Sudah..saya tidak tanya nama produknya. Silakan cerita saja bagaimana ekspornya,” kata Presiden, kembali tersenyum.
Usai tanya jawab, di luar kebiasaan, Presiden mengingatkan untuk tidak minta sepeda.
“Terima kasih. Jangan minta sepeda ya,” kata Jokowi. lagi-lagi seisi ruangan menjadi riuh. Leni akhirnya memenuhi keinginannya untuk bisa foto berdua Presiden Jokowi.
Presiden mengakui kondisi neraca perdagangan Indonesia sedang mengalami defisit.
“Neraca perdagangan kita defisit. Untuk menopang itu kita hanya perlu dua hal. Meningkatkan ekspor dan investasi. Kalau kita bisa menaikkan ekspor dan mendatangkan investasi, maka itu akan memperbaiki ekonomi Indonesia,” kata Jokowi.
Rakernas IWAPI sendiri akan berlangsung hingga Rabu (10/10).
Menurut Ketua IWAPI Sumatera Barat, Emma Yohana yang menjadi tuan rumah, Rakernas diikuti 1.400 pengusaha wanita dari berbagai daerah.
Rakernas mengambil tema “Iwapi 43 tahun Konsisten Meningkatkan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Menuju Indonesia Sejahtera”.
“Tema tersebut selaras dengan program Nawacita pemerintah tentang pentingnya peningkatan partisipasi perempuan dalam ekonomi guna mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas Emma yang juga anggota DPD-RI.
Ketua Umum DPP IWAPI, Nita Yudi menyebutkan, sejak berdiri tahun 1975, IWAPI terus berusaha untuk mendorong peningkatan ekonomi melalui peran serta perempuan. Sebagian besar anggota IWAPI adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Kita kerjasama dengan Kominfo dan Telkom untuk meng-online-kan UMKM. Ada 500 UMKM yang sudah kota online-kan,” kata Nita Yudi.
Selain itu, kata Nita, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan Facebook dan Google sejak dua tahun terakhir, demi pengembangan dan memberi akses bagi pengusaha lokal.
Ia mengapresiasi pemerintah yang telah menurunkan pajak UMKM dari 1% menjadi 0.5% dari omzet. Begitu juga untuk KUR yang sudah turun dari tahun lalu sebesar 9% menjadi 7%.
“Ini menunjukkan bahwa pemerintah peduli UMKM,” katanya. dtk/afd/brt