Banjarbaru, BARITO – Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan, M Muslim, menekankan pentingnya saling menjaga antaranggota keluarga di masa pandemi Covid-19 ini.
Upaya pencegahan penularan Covid-19, menurutnya, tetap harus selalu dikampanyekan. Apalagi, saat ini kasus Covid-19 di Kalsel didominasi oleh klaster keluarga. Selain itu, di beberapa daerah Jawa dan Bali dilakukan pembatasan kegiatan mulai 11 Januari hingga 25 Januari untuk mencegah penularan Covid-19.
“Kami sangat berpesan agar yang namanya ” Keluarga SaJa” atau Keluarga Saling Jaga harus betul-betul diimplementasikan. Kalau ada anggota keluarga yang baru datang dari bepergian atau yang mau keluar rumah, maka harus diperhatikan langkah-langkah pencegahan penularan dengan keluarga yang lain dengan protokol kesehatan yang ketat,” ujar Muslim yang merupakan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalsel itu, Kamis (7/1).
Dia menjelaskan, munculnya klaster keluarga dipicu dari perjalanan, khususnya pada saat libur panjang akhir tahun. Perjalanan keluar, imbuhnya, rawan menyebabkan penularan Covid-19 dalam keluarga.
“Klaster keluarga terjadi karena adanya rantai keterkaitan orang dari luar ataupun beraktivitas sosial dan kemudian masuk ke keluarga. Maka akhirnya menulari anggota keluarga,” bebernya.
Dengan demikian, dia kembali menggarisbawahi bahwa penerapan protokol kesehatan (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) yang ketat harus dijalankan dengan benar. Termasuk melakukan langkah pencegahan ketika masuk rumah dari beraktivitas di luar dan ketika keluar rumah.
‘’Misalnya, ketika habis bepergian dari luar dan masuk rumah, pakaian yang dipakai harus segera dilepas dan ditaruh di tempat tertutup untuk dicuci,’’ ujarnya.
Lebih jauh Muslim menuturkan, berdasarkan data minggu lalu, peringkat kasus positif Covid-19 Provinsi Kalsel secara nasional berada pada posisi 12.
Sedangkan berdasarkan zona risiko, Kabupaten Tanah Laut berada pada daerah risiko tinggi atau zona merah. Sedangkan kabupaten lain berada dalam risiko penularan sedang atau zona oranye.
Ditanya tentang pembelajaran tatap muka di sekolah, Satgas berpendapat memang belum saatnya dilakukan. Hal itu melihat kondisi yang terjadi saat ini dengan terjadinya penularan Covid-19 yang tinggi.
“Kondisi sekolah juga belum memadai khususya dalam penyediaan fasilitas protokol kesehatan. Ini juga jadi bahan pertimbangan,” cetusnya.
Meskipun kenaikan kasus Covid-19 di Kalsel menurutnya tidak melonjak signifikan seperti daerah lain, tetapi kasusnya mengalami trend kenaikan. Sehingga semua pihak harus tetap waspada, termasuk menunda pembelajaran tatap muka di sekolah. (*)
Penulis: Chintya Editor : Dadang Yulistya