Banjarmasin, BARITO – Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dijanjikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Machli Riadi operasi per 1 September ini ternyata tidak sesuai harapan dan dinilai mengada-ada.
Bersama Direktur RSUD Sultan Suriansyah, Sukotjo, Machli juga nampak tidak singkron. Pasalnya, ujar Dokter Koco (panggilan Sukotjo) alat swab PCR tersebut belum bisa dioperasionalkan, meskipun alat telah diresmikan oleh Wali Kota Banjarmasin tadi pagi, Selasa (1/8) di RSUD Sultan Suriansyah.
Laboratorium PCR itu belum bisa dioperasionalkan karena masih menunggu satu alat yang masih dalam proses pengiriman dari Jakarta.
“Alat PCR kita resmikan dulu, kemudian untuk running PCR masih menunggu sedang dalam pengiriman dari Jakarta,” bebernya.
Koco mengatakan, alat yang ditunggu itu akan datang dalam kurang lebih dua hari lagi. Saat sampai, alat tersebut langsung diinstalasi dan PCR segera di operasionalkan.
“Saat datang sekitar 1-2 hari, alat akan segera di operasionalkan,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Machli Riadi meyakinkan alat tersebut beroperasi, Selasa 1 September.
“Sebenarnya, secara fungsi alat tersebut sudah bisa digunakan, namun untuk pemantapan SDM nya masih perlu waktu. Selasa ini siap beroperasi,” bebernya saat dikonfirmasi via Whats App pekan lalu, Rabu (26/8).
Machli melanjutkan, pekan lalu itu juga pihaknya baru saja selesai melakukan uji fungsi alat tersebut dan selanjutnya melakukan training tenaga operasional. Dalam ini tenaga operasional yang diperlukan hanya tiga orang saja.
“Tiga orang masih kami training untuk kesiapan menggunakan alat tersebut. Insyallah semuanya siap saat pengopersian awal September nanti,” tuturnya.
Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina mengatakan Laboratorium PCR sifatnya perlu, terkait pengujian terhadap Covid-19 yang sedang melanda Kota Banjarmasin. “Kemampuan Alat PCR tersebut mencapai 150an sampel perhari,” ucapnya sesudah peresmian Laboratorium PCR di RS Sultan Suriansyah, Selasa (1/9).
Ia menjelaskan dengan kemampuan alat tersebut, sekiranya mampu menampung sampel terkhusus untuk Kota Banjarmasin, dalam mendeteksi penyebaran Covid-19.
“Kita terus berupaya mempercepat menemukan dan memutus mata rantai Covid-19,” ucapnya.
Beliau mengungkapkan dengan tren semakin melambatnya penyebaran Covid-19 di Kota Banjarmasin disertai kehadiran laboraotium PCR diharapkan semakin mempermudah penanganan wabah tersebut, Selain itu, upaya yang dilakukan itu diakuinya tidak terlepas dari bimbingan pihak Provinsi Kalimantan Selatan agar semakin optimal dalam proses mempercepat penanganan Covid-19. “Semakin banyak peralatan yang tersedia, semakin cepat juga penyelesaian pandemi Covid-19,” tutupnya.
Penulis: Hamdani