Komoditi Kacang Sacha Inchi Mulai Merambah Kewilayah Kecamatan

TANAM PERDANA- Anggota Komisi 3 DPRD Tala Joko Pitoyo dari fraksi partai Nasdem saat melakukan penanaman perdana komoditi kacang Sacha Inchi dilahan percontohan. (baz)

Pelaihari,BARITO – Sacha inchi atau juga biasa disebut kacang Inca merupakan jenis tanaman yang diproduksi bijinya untuk aneka produk. Bijinya pun bisa dijadikan camilan setelah digoreng atau disangrai Bentuk kacang ini menyerupai bintang dengan tekstur kulit yang keras dan berlapis.

Namun, dikalangan petani domestik, tanaman yang berasal dari hutan Amazon Peru ini belum begitu populer. Padahal, dinegara-negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand, tanaman dengan nama latin Plukenetia volubilis ini menjadi andalan petani setempat karena punya nilai jual fantastis.

Komoditi ini pun mulai merambah ke kecamatan lain, karena jenis komoditi ini adanya di Kecamatan Pelaihari, tepatnya dipekarangan rumah anggota Polres Tala Bripa Arif Biantoro anggota Seksi Pengawasan (Siwas) pada Polres Tanah Laut yang berada di Kelurahan Karang Taruna atau Jalan Matah Pelaihari.

Sejalan itu Rabu, (20/1021) sore komoditi ini pun diperkenalkan kepada petani di Rombongan 2 Desa Gunung Makmur Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut sebagai lahan percontohan. Adalah ia Bripka Arif Biantoro yang merupakan inisiator yang menggeluti komoditi tersebut. Pasalnya ia pun sudah mengembangkan jenis komoditi ini dipekarangan rumahnya walau tidak terlalu luas lahannya, akan tetapi sudah merasakan hasil yang didapat.

Bripka Arif Biantoro memberikan penjelasan kepada sejumlah kelompok tani yang selama ini hanya bergelut dengan tanaman umumnya seperti kelapa sawit, sayuran, dan buah-buahan, maka olehnya diperkenalkan komoditi baru tanaman kacang Inca.

Tidak semata hanya Bripka Arif Biantoro, anggota DPRD Tala Joko Pitoyo komisi 3 dari fraksi partai Nasdem ini pun hadir ditengah-tengah perkenalan komoditi kacang Inca tersebut.

Diawali dengan praktek penanaman bibit kacang Inca pada areal seluas 1 setengah hektare atau sebanyak 350 bibit pada lahan percontohannya. Diteruskan dengan urun rembuk disebuh pondok yang cukup sederhana dekat lokasi percontohan yang mengupas keunggulan jenis komoditi baru itu.

Joko Pitoyo dalam keterangan persnya usai urun rembuk mengatakan, bicara pada posisi sebagai anggota DPRD Tala berkeinginan kembali membangun gairah dikalangan kelompok tani yang diawali dari lokasi ini. Komoditi ini bisa dibilang baru dan belum ada dilokasi kecamatan lain.

“Komoditi baru ini berharap bisa mengangkat ekonomi masyarakat didesa ini pula. Sementara pada segi anggaran Pemerintah Daerah khususnya bidang pertanian, akan dilihat sejauh mana perkembangannya, karena komoditi baru ini sendiri belum terbentuk kelompok taninya, namun tetap didorong untuk membentuk kelompok tani dan mendorong Pemkab agar menganggarkan komoditi baru ini,”jelasnya.

Ia menambahkan, secara politik memang Kecamatan Takisung bukanlah Daerah Pemilihan (Dapil), akan tetapi sebagai anggota DPRD Tala siapapun masyarakat di Tala walaupun bukan Dapilnya, siapapun masyarakat disitu sudah menjadi kewajiban anggota DPRD untuk mengembangkan dan mencerdaskan semua petani di Tala,tutupnya.

Sementara itu Bripka Arif Biantoro sang inisiator pengembangan komoditi kacang Inca mengutarakan, dari hasil memperkenalkan komoditi baru ini respon petani cukup bagus dan banyak yang tertarik akan pengembangan komoditi kacang Inca.

“Semua dijelaskan kepetani, baik mulai proses pembibitan, tanam, perawatan, panen, intinya mulai dari batang sampai daun masih bisa digunakan salah satunya dijadikan minuman teh,”papar Arif.

Ia menambahkan, membagi tugas utama sebagai anggota Polri dengan kekebun tidak ada masalah dan tidak saling merugikan diantara keduanya. Selepas tugas dari kantor, maka menyempatkan diri bergelut dengan tanaman kacang Inca.

Bripka Arif Biantoro sendiri siap membeli panen kacang Inca ini berapa pun banyaknya dengan harga Rp 7.000 per Kg dalam kondisi kering.

Diutarakan Deni Kusnandar warga Desa Gunung Makmur Kecamatan Takisung salah seorang yang kini mulai menggeluti tanaman kacang Inca pada desa setempat, bahwa keyakinannya terhadap tanaman ini sangat prospektif. Panen dalam waktu 8 bulan, selanjutnya panen berikutnya mungkin 1 minggu sekali dengan masa produktif sampai 30 tahun. Kemudian ada kontrak sehingga ada harga jualnya dan ada pangsa pasarnya, maka dengan rangkaian tersebut lebih yakin dan percaya.

“Komoditi ini di Kalsel baru dikenal antara 1 tahun setengah, sementara diwilayah Kecamatan Takisung baru satu-satunya ditanam dilokasi ini dengan umur 10 hari, tidak menutup kemungkinan jadi pilot project tanaman kacang Inca plus dengan penggunaan pupuk yang dengan moto biarkan tanaman berbicara, itulah yang akan dibuktikan,”ungkapnya.

Penulis: Basuki

Related posts

Hapus Sekat Kesukuan, ULM Bagian NKRI dan Bangun Prestasi

Pulang Haul, Hati Tenang, Perut Kenyang

Pilih Ketum Baru dan Rumuskan Program Kerja di Musda XVI HIPMI Kalsel