Banjarmasin, BARITO – Adanya antrian pengendara motor, baik roda dua maupun roda empat di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Kota Banjarmasin beberapa hari terakhir, akhirnya terjawab sudah apa penyebabnya, ternyata imbas dari turunnya level PPKM, yang semula di level 4 turun ke level 2, kemudian berdampak terjadinya peningkatan permintaan konsumsi bahan bakar.
Dampak meningkatnya konsumsi bahan bakar, seperti Pertalite dan Pertamax, hingga menyebabkan cepat habisnya stok dua jenis BBM itu di sejumlah SPBU.
Peningkatan konsumsi BBM itu paska turun levelnya PPKM di Banjarmasin diungkapkan Sales Area Manager Kalimantan Selatan dan Tengah Drestanto Nandhiwardhana kepada wartawan, Kamis (28/10/2021).
Drestanto mengatakan konsumsi bahan bakar saat ini memang naik drastis kebutuhannya untuk masyarakat, karena penurunan level PPKM dari level 4 ke level 2, sehingga masyarakat kembali bisa sepenuhnya beraktifitas di luar rumah.
Drestanto melanjutkan kondisi berbeda saat PPKM masih di level 4, terhitung sejak bulan Juli hingga September 2021, konsumsi bahan bakar menurun hingga tidak terjadi antrian di SPBU.
“Setelah PPKM turun level, aktivitas masyarakat mulai normal, sehingga kebutuhan bahan bakar meningkat drastis, karena itu antara dua hingga tiga minggu kedepan sudah kita antisipasi,” terangnya.
Drestanto dikonfirmasi usai rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPRD Kalsel mengakui BBM jenis Pertalite dan Pertamax memang paling banyak di konsumsi untuk kendaraan bermotor, seperti sepeda motor dan mobil.
“Kalau Pertalite dan Pertamax itu memang tidak ada koutanya, tapi berapa kebutuhan di Kalsel akan kita penuhi,” sebutnya.
Drestanto menyebutkan pasokan kedua jenis BBM itu seperti saat turunnya level PPKM perharinya sekitar 1.750 kiloliter, sedangkan pada masa PPKM Level 4, pasokannya sekitar 1.400 hingga 1.500 kiloliter.
“Saat ini kami lagi proses penormalan lagi,” ujarnya.
Ditegaskannya selama PPKM Level 4, kita di Kalsel tidak ada kekurangan pasokan BBM, tapi yang terjadi di lapangan itu malah turun permintaan, namun saat PPKM turun level, maka sekarang permintaan normal kembali.
“Untuk Pertalite dan Pertamax itu memang paling banyak di konsumsi,” tandasnya.
Sementara itu Ketua Komisi III DPRD Kalsel H Sahrujani mengatakan pertemuan pihaknya dengan Pertamina dan Hiswana Migas guna membahas terjadinya antrian masyarakat di sejumlah SPBU.
“Komisi III DPRD Kalsel gelar dengar pendapat dengan mereka bagaimana menangani permasalahan tersebut,” kata Sahrujani.
Karena itu Komisi III berencana ke Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMigas) untuk meminta menambah kouta di wilayah Kalsel sebagai antisipasi terjadinya kekosongan di SPBU.
“Rencana lainnya akan dicoba pembelian BBM menggunakan fuel card,” pungkasnya.
Penulis : Sopian