Banjarmasin, BARITO – Salah satu tantangan serius penanganan Covid-19 adalah disinformasi. Tak pelak, berita bohong dan kabar hoaks, terutama di media sosial, membuat masyarakat jadi kurang waspada dan peka terhadap bahaya virus Corona ini.
Karena itu, anggota Tim Pakar Penanggulangan Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Dr Taufik Arbain mengajak masyarakat dan komunitas berpartisipasi dalam penanggulangan Covid-19, termasuk mengomunikasikan pesan-pesan protokol kesehatan (prokes) dan vaksinasi.
“Partisipasi masyarakat dan komunitas sangat penting, mereka bisa menyosialisasi prokes dan menjangkau masyarakat yang lebih luas,” ujar Koordinator Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19 Kalimantan Selatan ini dalam keterangannya, kemarin.
Taufik mengimbau kelompok-kelompok masyarakat bersama-sama menjadi relawan dalam mengomunikasikan pesan-pesan prokes Covid-19 dan vaksinasi dengan pola-pola persuasif, edukatif dan masif.
‘’Jika ada info hoaks dan missinformasi maka segera dicounter dengan info resmi pemerintah. Termasuk membuat produk konten kampanye agar masyarakat terus teredukasi,” ujarnya.
Menurut dia, partisipasi publik dan jaringan relawan sangat efektif karena mereka memiliki jangkauan dalam grup dan follower yang mampu menembus semua kalangan.
“Untuk ‘Banua’ kita (Kalsel), pesan-pesan dengan pendekatan keagamaan relatif efektif karena menyangkut nuansa kebatinan publik,” kata Datuk Cendikia Hikmadiraja Kesultanan Banjar ini.
Mengutip survei Diskominfo Kalsel, Taufik mengungkapkan, sebanyak 30 persen warga perdesaan dan 15,7 persen perkotaan masih tidak percaya, bahkan menganggap rekayasa, adanya pandemi Covid-19. Hal ini menjadi tantangan untuk membangun kepercayaan publik kepada pemerintah.
“Maka dari itu saya kira, partisipasi kawan-kawan relawan dan komunitas sangat penting untuk menyosialisasikan tentang protokol kesehatan,” ujar doktor jebolan Universitas Gajah Mada ini.
Kehadiran komunitas dan relawan, sambungnya, berperan meluruskan disinformasi dan hoaks yang baredar di tengah masyarakat.
Menurut dia, komunikasi publik yang melibatkan partisipasi masyarakat dari berbagai elemen masyarakat, sangat efektif untuk menyampaikan pesan tentang penanganan dan pencegahan Covid-19.
“Sehingga kita bisa menangkal kebingungan-kebingungan yang ada di masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Relawan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kalsel Fahrudin AM mengatakan, pihaknya telah melakukan pendekatan yang persuasif kepada kelompok majelis taklim, pemuka agama, maupun masyarakat umum untuk saling mengingatkan tentang pandemi Covid-19, terutama sosialisasi melalui media sosial maupun secara langsung.
Sebagaimana dikutip dari Antara, dia mengakui, tidak sedikit masyarakat yang tidak percaya tentang adanya pandemi Covid-19. Juga banyak masyarakat yang percaya bahwa vaksin itu berbahaya.
“Ada isu bahwa vaksin itu haram. Padahal, sudah banyak ulama yang menjelaskan bahwa vaksin itu aman dan halal. Nah, itu yang menjadi atensi kita,” ujarnya.ant/dya
Editor: Dadang Yulistya