Mahasiswa Universitas Pertahanan Mengajar Bela Negara di Mesjid

by admin
0 comments 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Sejumlah mahasiswa S2 Universitas Pertahanan (Unhan) yang melaksanakan kuliah kerja dalam negeri (KKDN) di Kalsel, Rabu (27/2) telah mulai mengajar di beberapa sekolah di Banjarmasin.

Salah satu kegiatan dari mahasiswa dan ketua program studi (prodi) Unhan adalah melalui “Program Unhan Mengajar” oleh Prodi Diplomasi Pertahanan Fakultas Strategi Pertahanan di Provinsi Kalimantan Selatan.

Tema kegiatannya adalah “Menyiapkan Kader Bela Negara melalui Program Pembangunan SDM Kalimantan Selatan sesuai dengan Potensi Ekonomi Kalimantan Selatan”.

Unhan Mengajar” pada prinsipnya dilakukan pada level SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas). Tiga sekolah yang dipilih sebagai lokasi meliputi SMAN 2 karena bersifat sekolah bersifat umum, SMKN 1 karena bersifat vokasi dan MAN 3 karena keagamaan.

Dalam hal ini, “Unhan Mengajar” pada prinsipnya memang dilakukan pada level SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas).

Yang menarik, pengajaran bukan hanya digelar di ruang kelas. Di MAN 3, materi Bela Negara disampaikan di mesjid .

Setiap sekolah dipegang oleh 9 orang mahasiswa dengan berbagai variasi kegiatan dalam bentuk ceramah, silmulasi, film dan tanyajawab.

Menurut Wakil Kepala MAN 3 Abdurrohim , mungkin jarang sekali ada pihak yang menyenggarakan Program Bela Negara di mesjid.

Kepada Mahasiswa dan Dosen Pembimbing dari Unhan, dia menjelaskan alasan dilaksanakan di mesjid.

Karena selain kondisi sekolah, mesjid bukan suatu tempat yang terlarang dalam Pendidikan Bela Negara.

“Rasulullah salollah alaihissalam memegang misi Islam adalah rahmatan lil alamin, sehingga tidak ada yang terlarang untuk kebaikan apalagi untuk kepentingan kehidupan bersama,” ujarnya.

Hal ini diperkuat oleh Dosen Pembimbing dari Unhan Letkol Dr. Mhd Halkis .Dia berpendapat, mesjid adalah salah satu tempat yang tepat dalam membangun pembinaan karakter bangsa.

Karena Bela Negara intinya character building, membangun etika yang baik, akhlakul karimah. Mesjid harus menjadi perhatian bersama karena pusat aktivitas kerohanian.

“Untuk itu jangan dipisahkan dengan kehidupan bernegara. Pangeran Antasari Pahlawan Nasional menggunakan semangat keagamaan melawan penjajah sampai rela mengorbankan harta dan jiwa. Kalau tidak dengan tekat yang kuat kemerdekaan mustahil dapat tercapai,” tegasnya.

Sementara itu Tim Mahasiwa Diplomasi Pertahanan Cut Akhmad berpendapat bahwa penyelenggaraan kegiatan di mesjid bersifat spesifik karena disesuaikan dengan nuansa keagamaan, sehingga perlu juga materi yang relevan. Yakni dalam artian pendekatan keagamaan.

“Kami bangga dapat menyelenggarakan Pendidikan Bela Negara di MAN 3 Banjarmasin,” imbuhnya.

Kegiatan yang diselenggarakan selama satu hari itu diharapkan mampu memberikan sosialisasi kesadaran bela negara sebagaimana amanat konstitusi UUD 1945 dan Undang-undang Pertahanan Negara.tya/ril

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment