Mahasiswa UNU Bahas Kondisi Darurat Ruang dan Ekologi di kalsel

by baritopost.co.id
0 comments 2 minutes read

Martapura, BARITO – Memperingati Hari Lingkungan Hidup 2019, mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalimantan Selatan, Kamis (27/6) menggelar diskusi lingkungan yang mengundang Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalsel dan Majelis Ulama Islam (MUI) Kabupaten Banjar.
Acara yang dihadiri puluhan mahasiswa itu, bekerjasama dengan Komunitas Jurnalis Pena hijau Kalsel dan Walhi Kalsel, dihadiri Rektor UNU Kalsel, Geriliansyah Basrindu.

Direktur walhi, Kisworo Dwi Cahyono di awal dialog menyoroti kondisi Kalimantan Selatan yang menurutnya sudah darurat ruang dan ekologi. Alasannya, 50 persen luas provinsi yang memiliki 13 kabupaten/kota ini, sudah menjadi kawasan pertambangan dan perkebunan sawit.

Mengantisipasi kondisi lebih buruk, diperlukan semua pihak yang peduli, termasuk [ara mahasiwa yang menjadi generasi penerus.
“Peran mahasiswa sangat penting,”ujarnya.
Kisworo mengatakan, Walhi akan selalu berjuang untuk menyelamatkan lingkungan dari upaya perusakan pihak manapun. Upaya itu uajrnya antara lain, saat ini pihaknya sedang menggugat perizinan PT Mantimin Coal Mining (MCM) yang akan melakukan kegiatan pertambangan di wilayah Kalsel khususnya daerah Gunung Meratus karena dinilai akan semakin mengancam kelestarian lingkungan, merusak tatanan masyarakat hingga konflik agraria.

Salah satu upaya Walhi dalam menyelamatkan lingkungan dari kerusakan adalah dengan mengkampanyekan konsep Wilayah Kelola Rakyat (WKR) kepada masyarakat luas. Konsep tersebut terdiri dari 4 hal yakni Tata Kuasa, Tata Kelola, Tata Produksi, dan Tata Konsumsi.

Ia mengajak mahasiswa UNU Kalsel khususnya, turut peduli dan berupaya memperjuangkan hak-hak masyarakat agar tidak tergusur kepentingan pengusaha, serta menjaga lingkan di provinsi ini dari kerusakan.

Namun diingatkan, perjuangan ini tidak mudah karena kadang harus berhadapan dengan pengusaha daerah dan pengusaha yang hanya berusaha mencari keuntungan. Bahkan ujar Kisworo, ia pernah ditangkap aparat kepolisian, dipukul dan dipenjara lantaran melakukan aksi protes.

Ia juga berharap, mahasiswa di daerah, tidak semata-mata mengejar nilai bagus , namun diniatkan untuk berbuat baik bagi masyarakat dan lingkungan serta berjuang untuk agama Islam. Karenanya disarankan, diskusi seperti ini baiknya diagandakan rutin dengan tema berbeda-beda.
“Jangan sungkan dan malu untuk berbuat kebaikan, penjahat saja tidak pernah malu,” ujarnya.

Sementara, Rektor UNU Kalsel, Geriliansyah Basrindu menyambut baik diskusi lingkungan yang digelar dan ia setuju bila dilakukan secara rutin. Ia pun menyarankan mahasiswa UNU, membentuk kelompok atau komunitas terkait lingkungan.

UNU Kalsel ujar, komitmen peduli terhadap lingkungan dan hal itu dibuktikan dengan upaya-upaya penghijauan di lingkungan kampus dengan menjalin kerja sama dengan pemerintah dan perusahaan swasta di daerah. slm

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar