SIMPOSIUM- Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalsel menggelar Simposium Pembudayaan Olahraga di Kalimantan Selatan 2019 dengan tema Ayo Olahraga, Tingkatkan Kebugaran dan Prestasi Olahraga Banua, Kamis (28/2) di Hotel Roditha Banjarmasin. (foto: Tolah/brt)
Banjarmasin, BARITO
Sebagai salah satu ujung tombak pembinaan dan pembudayaan olahraga, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalsel, berusaha memaksimalkan pembudayaan olahraga agar lebih merata di daerah.
Untuk merealisasikan pemerataan pembudayaan olahraga , Dispora Kalsel menjaring masukan dari para atlet, pengurus dan pelatih di daerah daerah dengan menggelar Simposium Pembudayaan Olahraga di Kalimantan Selatan 2019 dengan tema Ayo Olahraga, Tingkatkan Kebugaran dan Prestasi Olahraga Banua, Kamis (28/2) di Hotel Roditha Banjarmasin.
“Dalam menuju prestasi, tanpa adanya pembudayaan adalah omong kosong. Pembudayaan olahraga merupakan akar dari olahraga prestasi, fondasi prestasi Kalsle di pentas nasional dan internasional,” ungkap Kabid Pembudayaan Olahraga Dispora Kalsel, Yuyu Rachmad Maulana kepada wartawan.
Salah satu pemerataan caranya dilakukan melalui Pusat Pembinaan Latihaan Pelajar (PPLP). Saat ini di PPLP Kalsel memikiki 36 atlet junior potensial.
“Keseluruhan atlet PPLPD ada 123 dari total 159 orang. Jika saja setiap daerah punya PPLP tempat pembina atlet rutin dilakukan maka jumlah atlet junior dipastikan akan semakin bertambah,” kata pria pemain sepakbola dan futsal banua ini.
Asisten Deputi Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga
dr Bayu Rahadian Sp Kj pun sangat mendukung keinginan Kalsel untuk pembudayaan olahraga secara merata. “Olahraga itu tidak hanya olahraga prestasi saja tapi ada olahraga rekreasi dan pendidikan juga,” katanya.
Kabid Binpres KONI Kalsel, Gusti Perdana Kesuma yang diminta sebagai pembicara mengatakan agar atlet banua terus berprestasi hendaknya rutin menggelar Kejurprov satu tahun dua kali.
“Makin sering menggelar kompetisi maka akan semakin unggul atlet. Kenapa kita kalah dengan pulau Jawa karena mereka hampir satu bulan dua kali berkompetisi. Contoh, cabang olahraga basket, voli. Dengan kompetisi yang ketat melahirkan atlet unggul. Pengalaman bertanding sangat diperlukan,” tutur Ketua Federasi Olahraga Karate Tradisonal (FKTI) Kalsel ini.
Bahkan Gusti Perdana juga menyinggung atlet banua sebelum bertanding yang melakukan pemanasan memilih didepan toilet-toilet karena minder. Sementara atlet lain berani pemanasan di tengah lapangan.
Hadir juga sebagai pembicara pemerhati olahraga yang juga dosen JPOK ULM, DR Tri Irianto serta para pengurus, pelatih dan atlet olahraga di Banua. Juga Dihadiri langsung Plt Kadispora Kalsel Siswansyah. Tolah