Banjarmasin , BARITO – Ulama kharismatik Kalsel KH Muhammad Wildan Salman dan Habib Fathurrahman Bahasyim mengutuk keras selebaran berisi fitnah terhadap Paman Birin tentang dugaan korupsi proyek penataan makam Datu Kelampayan senilai Rp 80 miliar. Manuver tim pemenangan yang menghalalkan segala cara untuk menang dengan menjatuhkan paslon lawan justru bakal menjadi bomerang yang menghancurkan diri sendiri.
“Ulun meyayangkan cara-cara memalukan, barbar dan keji melalui selebaran berisi fitnah korupsi Rp 80 miliar itu.Ulun begitu menyayangkan adanya upaya-upaya tim pemenangan yang menghalalkan segala cara untuk menarik simpati masyarakat. Selebaran itu saya sebut fitnah karena tuduhannya tidak berdasar,” kata Habib Fathurrahman Bahasyim, pimpinan Majelis Taklim Al Mahabbah Banjarmasin, Jumat (4/6/2021).
Pada Jumat dini hari, beberapa orang yang diduga kuat tim pemenangan Denny Indrayana menebar selebaran di wilayah Pemurus Dalam, Banjarmasin Selatan. Selebaran ditebar di masjid dan jalanan agar ditemukan masyarakat yang berangkat dan pulang berjamaah subuh di masjid. Tak hanya itu, selebaran ternyata juga ditebar di masjid menjelang sholat Jumat terakhir menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) pada 9 Juni atau Rabu mendatang.
Isi selebaran adalah tudingan adanya dugaan BB jproyek fiktif penataan dan pembangunan makam Syekh M Arsyad Al Banjari atau Datu Kelampayan di masa pemerintahan Paman Birin senilai Rp 80 miliar. “Sampai hari ini nang dimana pian tata bangunannya Paman?” begitu salah satu bunyi tudingan dalam selebaran.
Menurut Habib Fathur, jika memilki bukti dan data kuat, seharusnya melayangkan laporan ke pihak berwenang seperti kepolisian, kejaksaan atau KPK.
“Kenapa harus melakukan pembunuhan karakter paslon pesaing? Tidak perlu dengan menyebarkan selebaran yang justru memunculkan kegaduhan politik di Banua. Itu yang sangat saya sayangkan,” tegas Habib Fathur.
Manuver menebar fitnah justru bakal membuat simpati masyarakat kepada paslon pelaku semakin hilang, karena isi selebaran sangat bertentangan dengan adab masyarakat Banua yang sangat menjunjung tinggi kesopanan dan tidak ingin kerusuhan atau kejadian bersifat merusak terjadi lagi di Banua.
“Kita lihat saja nanti. Insya Allah bakal merugikan buat paslon pelaku fitnah karena isi selebaran itu cukup keji,” tambah Habib Fathur.
Imbau Zuriyat Kelampayan Tak Terpancing
Senada dengan Habib Fathur, KH Muhammad Wildan Salman atau Guru Wildan juga menyebut selebaran itu merupakan fitnah keji.
“Apabila ada selebaran yang tidak ada sumber yang jelas, menurut saya itu fitnah. Apalagi menuduh orang lain, menjelek-jelekkan, serta menjahatkan orang lain, hal seperti itu dalam agama Islam sudah termasuk fitnah keji dan dosa besar,” kata Guru Wildan, pengasuh Pondok Pesantren dan Tahfidz Al Quran Darussalam, Martapura, Jumat (4/6/2021).
Guru Wildan mengaku sangat tidak setuju dengan cara-cara fitnah karena jauh dari adab Islam dan adab masyarakat Banua.
“Apalagi fitnah dan adu domba menjahatkan orang lain ditebar hanya demi kepentingan dan ambisi orang dan kelompok tertentu menjelang PSU.Saya menghimbau seluruh masyarakat Banjar dan para zuriyat Kelampayan agar tidak terpancing dan tidak mempercayai selebaran yang tidak ada sumbernya,” tegas Guru Wildan.
Secara pribadi Guru Wildan justru meyakini bahwa seluruh masyarakat Banua juga tak setuju politik uang.
“Jadi jangan menuding bahwa mayoritas masyarakat Banjar pelaku politik uang. Apalagi ternyata sumber yang dijadikan bahan tudingan ternyata juga tak jelas. Masyarakat Kalsel sudah pintar untuk memilah dan memilih siapa calon pemimpin yang jauh dari memfitnah dan mengadu domba,” pungkasnya.
Sementara Ustadz Haji M Zayadi, Sekretaris Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PCNU Kabupaten Banjar, justru mendengar kabar selebaran sejenis bertebaran di Sekumpul Martapura.
“Jelas sekali bukan adab dan akhlak orang Banua. Apalagi sampai menghamburkan fitnah-fitnah di jalanan,” tegasnya.
Menurut Zayadi, jika Denny memiliki data seperti ditudingankan, seharusnya mempertanyakan dan mengklarifikasi ke DPRD Kalsel.
“Sekali lagi ulun tegaskan untuk Tim Sukses Haji Denny, bikinlah suasana menjelang PSU adem, nyaman, tenang, bukan malah mehamburakan selebaran fitnah-fitnah yang bisa meulah suasana hati urang banua terpecah belah,” pintanya. Terpisah Isrof salah satu anggota tim hukum Denny Indrayana ketika dikonfirmasi via WhatsApp tidak mengangkat telpon seluler nya .
Editor : Mercurius