Banjarmasin, BARITO – Hingga sekarang, dari 357 SMA/SMK/SLB di Kalimantan Selatan, baru 30 sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM). Hampir dua tahun belajar daring, tak urung menimbulkan kejenuhan di kalangan siswa.
Hal itu pulalah yang dirasakan Adinda, seorang pelajar SMA Negeri di Banjarmasin. Awalnya, pelajar kelas 10 itu mengaku senang dengan belajar online dari rumah. Tapi, lama-lama dia merasa jenuh.
‘’Bayangkan, dari pukul 07.30 pagi sampai 14.00 siang saya sendirian di ruang tamu mengikuti pelajaran. Apa enggak ngantuk? Kalau di sekolah kan suasananya hangat. Kita bisa lebih aktif berinteraksi dengan guru dan kawan-kawan sekelas. Bisa bertanya atau berdiskusi langsung,’’ tutur Adinda, belum lama ini.
Untuk mengatasi kebosananan belajar di rumah, Adinda melakukan berbagai cara. Antara lain, dia menyiapkan camilan kesukaannya sebelum mengikuti pelajaran. ‘’Ada susu coklat, roti, snack, camilan lain saya siapkan sebelum belajar. Jadi sambil belajar saya bisa nyamil. Biar santai, nggak tegang terus,’’ ujarnya.
Adinda juga menyelingi belajarnya dengan berbagai kegiatan. ‘’Saat waktu istirahat belajar, sehari ada dua kali istirahat, saya berolahraga ringan sekadar meregangkan badan, membantu ibu memasak, atau nonton film streaming. Pokoknya, yang bisa bikin rileks,’’ ujarnya.
Terkadang, Adinda juga berpindah-pindah tempat belajar. ‘’Tidak melulu di ruang tamu, bisa juga di kamar, di taman, bahkan juga di dalam mobil sambil menemani ibu ke belanja ke pasar,’’ ujarnya.
Sering juga Adinda mengontak teman-temannya untuk melakukan video call. ‘’Selain untuk melepas kangen dengan teman, kita bisa saling tukar pikiran, mendiskusikan pelajaran, mengerjakan soal bersama, sampai ngobrolin hal-hal yang rame,’’ tuturnya.
Namun demikian, Adinda tetap berharap sekolahnya bisa kembali menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). ‘’Rindu suasana sekolah seperti dulu,’’ ujarnya.
‘’Saya dengar tak lama lagi sekolah kami mendapat rekomendasi melaksanakan PTM karena sudah banyak guru dan siswa yang menerima vaksinasi. Ya, semoga cepat aja,’’ harapnya.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kalsel memberikan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pihak sekolah sebelum melakukan PTM.
Antara lain, kegiatan PTM dapat dilaksanakan dengan memperhatikan level status daerah dalam penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yakni hanya wilayah yang berstatus PPKM level 1 hingga 3 yang diperbolehkan.
PTM hanya bisa dilakukan oleh sekolah yang memenuhi syarat penerapan protokol kesehatan secara ketat. Jumlah peserta didik setiap mata pelajaran maksimal 50 persen dari kapasitas ruangan.
Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor mengaku pihaknya mendorong semua SMA/SMK di provinsi ini bisa melakukan PTM terbatas, dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan mendapat rekomendasi pihak berwenang.
“Anak-anak kita dan orang tua sebenarnya ingin PTM. Karena, beda sekali belajar tatap muka dengan virtual atau online. Ada hubungan psikologis antara siswa dan guru, dan siswa lebih leluasa mendengarkan atau bertanya,” ujarnya saat meninjau vaksinasi di SMAN 7 Banjarmasin, belum lama ini.
Karenanya, gubernur juga mendorong upaya sekolah menggelar kegiatan vaksinasi Covid-19, sebagai salah satu persyaratan agar bisa mendapat rekomendasi melaksanakan PTM.dya
Penulis/Editor: Dadang Yulistya