Mengenal Akhmad Husaini, Mantan Jurnalis yang kini Aktivis Anti Korupsi

by baritopost.co.id
0 comments 3 minutes read

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Indonesia termasuk Kalimantan Selatan  masih menghadapi tantangan panjang dalam perjuangan memberantas korupsi. Berbagai kasus terus bermunculan, meski penegakan hukum terhadap koruptor juga semakin digalakkan termasuk keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ikut  mengawasi peran aparatur Negara agar tidak terjebak dalam tindak pidana yang dapat merugikan keuangan negara. Di Kalsel, diantara beberapa aktivis LSM yang perduli dan eksis terhadap pemberantasan korupsi bisa dihitung dengan jari. Salah satunya H Akhmad Husaini, S Sos Ketua LSM Komite Anti Korupsi Indonesia (KAKI) Kalsel.

Suaranya yang lantang ketika berorasi menyampaikan  laporan dugaan korupsi ke lembaga hukum seperti Polda dan Kejati Kalsel selaras dengan badannya yang tinggi besar. Tentu tak mudah menjadi aktivis yang berkiprah dalam pemberantasan korupsi. Sudah pasti banyak tantangan, termasuk ancaman dari para terduga koruptor yang bisa saja  menyuruh kaki tangannya memberikan intimidasi atau ancaman fisik. Dan itu diakui H Akhmad Husaini yang akrab disapa H Usai ini. Intimidasi ataupun ancaman baik langsung ataupun melalui ponsel pernah dialami pria kelahiran Gambut, Kabupaten Banjarmasin 13 Oktober 1972 ini. The show must go on,”Semua saya serahkan kepada Allah SWT” tegas H Usai ketika berbincang santai dengan Barito Post pekan kemarin.

BACA JUGA: Lanjutkan Perjuangan di Jakarta, KAKI Kalsel Desak Kapolri Usut Longsornya Jalan Nasional di Tanbu

Uniknya,  aktivitas alumnus Uvaya Banjarmasin  sebagai aktivis LSM yang disegani di Kalsel ini justru  berawal dari jurnalis di satu stasiun TV swasta nasional. Masifnya peningkatan kasus korupsi pasca reformasi sejalan aktivitas nya sebagai jurnalis dalam melakukan pemberitaan investigasi dugaan korupsi membuat ayah dua anak ini ingin berbuat lebih ikut membantu pemerintah memberantas korupsi.

Apalagi saat itu juga sudah terbentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang gencar mengungkap kasus korupsi besar di tanah air. Suami Siti Maimunah AMk  itupun kemudian membentuk LSM KAKI yang justru terbentuk di pusat.”Kemudian dirubah aktenya jadi KAKI Kalsel” terang Usai.

Menggebrak pertama kali aksinya dimulai di Kantor Cabang Pertamina Banjarmasin yang menyoroti pengawasan BBM bersubsidi dan distribusi LPG  3 Kg. Aksi H Akhmad Husaini terus berlanjut melakukan aksi demo anti korupsi hingga  menyoroti masalah illegal mining (pertambangan).

Pria berusia 48 tahun yang sedang menyusun tesis untuk program Magister Pembangunan Daerah (S2) di STIA Bina Banua (S2) bahkan menggelar aksinya hingga ke KPK. Hingga keberadaan LSM KAKI termasuk diakui lembaga antirasuah itu ikut membantu upaya pemberantasan korupsi.”Ya ada tiga kali saya aksi di KPK waktu itu menyoroti masalah OTT PDAM, listrik juga pertambangan” tambahnya

H Akhmad Husaini saat menggelar aksi di KPK Jakarta (foto istimewa)

Apakah tak ada ancaman ? Atau intimidasi selama aksi ?

Husaini mengakui semua resiko memang sudah siap ditanggungnya, termasuk pengalaman ketika akan pulang ke Banjarmasin terpaksa mesti ke Surabaya dulu terbang ke Palangkaraya (Kalteng)” Karena saat itu ada info dari pihak intelijen yang dekat dengan saya memberitahukan kedatangan saya ditunggu di bandara Banjarmasin oleh orang suruhan yang ta menyukai aksi saya” kenang nya. Termasuk beberapa kali kantornya di komplek Handil Negara Lestari km 13 Gambut yang sering dipantau orang tak dikenal.

Bagaimana dengan keluarga apakah mendukung aktivitas nya yang penuh resiko ini ?

Menurut nya keluarganya termasuk istri tercinta mendukung aktivitas nya demi kebaikan. Dari segi ekonomi Usai cukup beruntung karena sang istri bekerja di Puskesmas Gambut ” Ya untuk kehidupan sehari hari pekerjaan istri membantu menunjang ekonomi, itu mendukung idealisme dan semangat ” ujar pengagum mantan Kapolri (alm) Jendral Pol Hoegeng Imam Santoso itu.

BACA JUGA: KAKI Kalsel Pertanyakan Dugaan Penerbitan SP3 Kasus Pengadaan Tanah  Proyek Waduk Nasional di Tapin

Menurutnya besarnya postur APBN dan APBD  selalu membuka peluang tindakan korupsi terutama pada sektor pengadaan barang dan jasa” Dan kami akan tetap terus semangat melakukan kontrol dan pengawasan mendukung penuntasan korupsi di Kalsel ” tegas Usai. Giat yang gencar saat ini kami lakukan melakukan pencegahan ini lebih baik, sehingga kasus korupsi bisa diminimalisir. Semangat ini sejalan dengan program KPK di era Firli Bahuri sekarang yang lebih mengutamakan pencegahan “Semoga kasus korupsi di Kalsel semakin kecil sehingga APBD maksimal digunakan untuk pembangunan dan kemaslahatan masyarakat” pria yang hobi menyanyi ini.

Penulis : Mercurius

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment