Banjarmasin, BARITO – Menteri Pariwisata (Menpar) RI, Arief Yahya di Banjarmasin Selasa (13/8) mengutarakan kekagumannya terhadap pesona Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan (Kalsel), sehingga ia pun mendorong Pemerintah Provinsi ini memasukkan kawasan itu menjadi bagian Geopark Internasional UNESCO.
Menurutnya, Kalsel memiliki banyak potensi wisata yang bias menjadi destinasi unggulan bagi wisatawan, seperti aktivitas di Sungai Barito, Bekantan, budaya dan kuliner yang bagus. Namun disarankan supaya memilih satu yang diunggulkan.
“Kami sepakat ingin mengunggulkan wisata Pegunungan Meratus,” ujar Menpar Arif Yahya usai pembukaan Rapat Koordinasi Wilayah Kalimantan Selatan Arah dan Kebijakan Pengembangan Pariwisata dalam Menyambut Visit Kalsel 2020 di Banjarmasin.
Kegiatan dihadiri Wakil Gubernur Kalsel, H Rudy Resnawan beserta kepala SKPD lingkup Pemprov Kalsel, kepala daerah di 13 kabupaten/kota se Kalsel, pengusaha perhotelan, travel, dan para stakeholder.
“Tahun depan kita meluncurkan Visit Kalsel 2020 dan Kemenpar akan membantu dalam hal pemasaran, pengembangan destinasi dan penyiapan sumber daya manusia,” janji Menpar yang sehari sebelumnya sudah mengunjungi sejumlah obyek wisata di Kalsel.
“Saya merasa suatu objek wisata bisa mencapai kelas dunia jika kita memilih dengan tepat. Saya pernah tinggal di sini dan jatuh cinta dengan Pegunungan Meratus. Ketika melakukan perjalanan melalui jaur darat, saya sering berhenti di Meratus untuk menikmati suasana,” ceritanya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalsel merangkap Kepala Badan Pengelola Geopark Pegunungan Meratus, Fajar C Desira mengatakan, memasuknya Pegunungan Meratus menjadi Geopark Internasional sudah menjadi komitmen pihaknya setelah mendapatkan status Geopark Nasional.
Menurut Fajar, pengakuan status Pegunungan Meratus diakui Unesco sebagai bagian dari global geopark, dipastikan akan menarik dunia internasional, terutama wisatawan mancanegara untuk datang ke Kalsel. Unesco adalah badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi bidang pendidikan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Saat ini sebut Fajar, di Indonesia yang telah temasuk UNESCO Global Geopark (UGG) antara lain Batur Unesco Global Geopark, Gunung Sewu Unesco Global Geopark, Rinjani Unesco Global Geopark dan Ciletuh-Plabuhanratu Unesco Global Geopark.
Namun diingatkannya, proses mendaftarkan ke UNISCO ini tidak bias dilakukan buru-buru oleh Pemprov Kalsel, karena perlu banyak persiapan.
“Paling cepat kita masukkan 2020, palinglambat 2021. Karena untuk menuju geopark internasional banyak hal yang perlu disiapkan antara lain SDM dan peneglolaan geosite,” ujarnya.
Dikatakan Fajar, geosite yang terbentang lebih 70 titik yang tersebar di sejumlah kabupaten di Kalsel, harus dikelola secara profesional dan melibatkan masyartakat setempat, sehingga hasilnya bisa dirasakan mereka pula.
Sebelum hal itu belum bisaa dibuktikan uajrnya lagi, sebaiknya jangan mengincar status geopark internasional. ”Membenahi infarstruktur, ada atraksi budaya, kuliner, flora dan fauina-nya juga,” ujarnya.
Dalam Rakor, Arief Yahya sempat menyinggung soal penetapan strategi storynomics tourism harusnya berlandaskan pada kekayaan budaya Indonesia. Sehingga nantinya promosi kawasan wisata akan dilakukan dengan narasi story telling serta dikemas dalam konten menarik yang terkait dengan budaya setempat.
“Awareness berkaitan dengan marketing, sedangkan experience berkaitan dengan faktor aksesibilitas, amenitas, dan atraksi (3A) yang melekat ke setiap destinasi-destinasi wisata. Kedua hal tersebut harus menjadi satu kesatuan yang padu,” katanya.
Sementara, Wakil Gubernur Kalsel, H Rudy Resnawan mengatakan, pihaknya dan semua pihak terkait di daerah, mengakui pentingnya pengembangan sektor pariwisata. Karenanya terus dilakukan upaya perbaikan sarana pendukung di kawasan wisata.
Wagub sangat mengapresiasi kegiatan yang langsung dihadiri menpar, diharapakan motivasi pihak terkait untuk terus bekerja memgembangkan sektor pariwisata di Kalsel khususnya.
Sebelumnya, rombongan Menpar mengunjungi pasar terapung tradisional Lok Baintan yang sudah ada sejak zaman Kesultanan Banjar, Menpar juga mengusulkan untuk diadakannya atraksi pada hari-hari libur untuk menarik minat wisatawan.
“Misalnya setiap hari libur seperti Sabtu dan Minggu bisa diadakan atraksi di pasar terapung yang terkenal ini,” usul Menpar usai menyaksikan tampilan parade perahu para pedagang.
Dihari yang sama, Menpar juga melakukan aksi simbolis menaman pohon di Komplek Perkantoran Provinsi Kalimantan Selatan yang juga sekaligus berfungsi sebagai Miniatur Hutan Hujan Tropis (MH2T).
Aksi ini adalah bentuk dukungan Menpar terhadap pelestarian lingkungan. Kunjungan Menpar dilanjutkan ke Pusat Informasi Pariwisata dan Penggosokan Intan Martapura (PIPPI) Kalimantan Selatan, Komplek Pertokoan Cahaya Bumi Selamat (CBS), dan Kawasan Ekowisata Tahura Sultan Adam.
Salman