Banjarmasin, BARITO – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memanfaatkan lahan rawa untuk pertanian. Kali ini, kembali Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyambangi Kalimantan Selatan untuk menggiatkan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi).
“Kami jalankan proyek strategis untuk provinsi Kalimantan Selatan. Mimpi besar kami Kalimantan Selatan menjadi penopang pangan di luar Jawa,” kata Menteri Amran saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Tajau Landung, Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar, Selasa (18/12).
Amran mengaku optimistis program ini akan memberi dampak baik pada semua pihak. Menurut dia, program Serasi merupakan mimpi lama yang baru terealisasi tahun ini.
“Saya yakin dengan program Serasi maka petani bisa untung enam kali lipat. Pertama, produktivitas meningkat dari dua ton menjadi enam ton per hektare. Selain itu, waktu menanam jauh lebih singkat, dari 25 hari menjadi tiga jam. Tentunya ini sesuai dengan misi kita untuk tingkatkan kesejahteraan petani,” jelas Amran.
Kalsel merupakan satu dari enam provinsi yang akan dijadikan proyek percontohan program Serasi. Lima provinsi lainnya adalah Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Tengah.
“Strategi percepatan implementasi ini adalah mencari alternatif lahan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai lumbung pangan. Apalagi potensi lahan rawa di Indonesia sangat besar,” ujar Amran.
Lahan rawa di wilayah Kalimantan Selatan yang sudah teridentifikasi berpotensi digarap sebagai lahan pertanian mencapai 450 ribu hektare. Sebagai pilot project, seluas 200 ribu hektare lahan rawa akan dioptimalkan.
Untuk optimasi lahan rawa di wilayah Kalsel, Kementan mengirimkan bantuan puluhan unit alat mesin pertanian (alsintan), seperti 50 unity eskavator besar, eskavator kecil, traktor roda empat, RMU (mesin penggiling padi), pompa air untuk irigasi, benih, pupuk, dan lain-lain.
‘’Sehingga pengerjaan pertaniannya bersifat full mekanisasi atau dikerjakan oleh mesin. Jika Kementan menyiapkan alatnya, maka pemerintah daerah, yakni gubernur dan bupati, adalah membantu pembelian bahan bakar solar dan menyediakan operator,’’ kata Amran.
“Pemanfaatan rawa nantinya saling terintegrasi antara lahan ternak, perkebunan dan sawah. Pelaksanaannya pun dilakukan bersama lintas sektoral dan bersinergi dengan pemangku kepentingan seperti Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, dan Lembaga Keuangan,” imbuh Amran.
Menteri mengungkapkan, lahan pertanian juga bisa untuk peternakan. Misalnya beternak bebek, ayam, ikan, dan di pematang besar akan ditanami cabe dan bawang.
“Intinya adalah meningkatkan pendapatan petani enam kali lipat. Minimal tahun pertama tiga kali lipat,’’ ujarnya.
Mengenai potensi lahan rawa lebak di seluruh Indonesia, ada 10 juta hektare. ‘’Sedangkan luas lahan pertanian kita sekarang, berdasarkan data terakhir ada 7, 1 juta hektare. Artinya masih ada potensi naik 100 persen dan ini tanamnya bisa tiga kali lipat,” jelasnya.
Dengan demikian, imbuh Amran, Indonesia bisa bersiap dari sekarang dalam hal mencukupi kebutuhan pangan, pada saat penduduk mencapai 500 juta sampai 1 miliar orang.
Modernisasi
Dalam program Serasi, pemerintah mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui konsep koperasi yang dikorporasikan. Selama setahun, program Serasi akan dibiayai oleh pemerintah pusat.
“Kemudian di tahun berikutnya terus bertransformasi menjadi korporasi, sehingga dikelola secara matang dengan perhitungan profit yang profesional,” jelas Amran.
Untuk mendukung korporasi petani, pemerintah juga merombak sistem pertanian yang konservatif menjadi modern. Perombakan dimulai dari sektor produksi hingga proses pasca produksi.
Modernisasi dalam optimasi lahan rawa dilaksanakan melalui tata kelola air dan lahan, seperti kegiatan rehabilitasi dan atau penyempurnaan infrastruktur pintu air irigasi, penguatan pematang, tanggul, drainase, tabat, surjan dan lainnya.
“Penerapan teknologi budidaya tanaman ini disesuaikan dengan tipologi lahan. Semuanya dikelola modern,” tandas Amran.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Banjar Khalilurrahman menyampaikan bahwa kabupatennya memiliki lahan sawah seluas 500 ribu hektare. Lahan pertanian disebutnya terus berkurang karena alih fungsi lahan pertanian.
“Potensi lahan rawa di sini masih sangat luas. Karena itu kami sangat menyambut positif proyek Serasi di kabupaten kami,” ujarnya.
Saat ini mayoritas lahan sawah masih ditanami setahun sekali. Khalilrurrahman mengharapkan dengan digiatkannya program Serasi, pertanaman bisa dilakukan dua hingga tiga tahun sekali.rep/tya