Banjarmasin, BARITO – Seorang pedagang balon anak bernama Miran (60) terus berharap dagangan tetap laris, meski ditengah pandemi Covid-19, Jumat (4/6/2021) malam. Lantaran sejak setahun ini warga Jalan Kampung Gedang Banjarmasin Tengah ini berusaha mencari tempat kerumunan.
Namun apa daya sejak Pemberlalukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat skala Mikro (PPKM) tidak ditemui di kawasan wisata atau tempat ruang terbuka hijau.
Sambil mengenakan masker dan sesekali melepasnya, mantan pedagang pentol ini hanya bisa mangkal di tepi jalan.
Ayah dia dua anak ini berharap ada orang tua yang membelikan anaknya balon mainan itu.
“Saya jualan balon ini tanpa modal pa, barangnya dikasih teman. Kalau laku lima saja dari 20 balon saya sudah bersyukur bila tidak diburu oleh Satpol PP, “beber terus membawa handsanitizer usai ada pembeli yang datang.
Sekarang Miran tak lagi mendatangi tempat kerumunan, karena memang sedang dilarang guna menekan wabah virus Corona. Dengan menggelunalan sepeda mini butut dia mangkal di 0 Km berharap anak merengek minta belikan balon.
Miran yang dulunya sempat kerja di perusahaan mengaku sejak awal Pandemi berjualan balon mainanal anak itu. Karena meski waktu jualan pentol ramai datang orang mencicipi, namun dia selalu khawatir karena modalnya juga cukup besar untuk jualan pentol itu.
Sesekali Miran yang pernah menjadi tenaga kebun di kediaman rumah dinas gubernur tahun 80 ini menjaga kesehatan agar imun tetap fit. Salah satunya selalu mendatangi tempat cuci tangan pakai sabun di air mengalir.
“Kan di setiap tepi jalannraya disediakan air tandon dan sabun, jadi saya cuci tangan habis menjual balon. Karena mungkin bersentuhan saat menerima uang dari pembeli, “ingatnya.
Terkait jaga jarak, Miran menyatakan tak khawatir karena dia memang tak banyak berkerumun kecuali sholat berjamaah. “Kalau modal satu balon Rp6ribu dan dijual Rp10ribu, jadi keuntungan saya ambil Rp4ribu, “pungkasnya.
Penulis : Arsuma