Kaum milenial Indonesia diperkirakan dapat menyumbang 70% kunjungan wisatawan Nusantara setiap tahunnya. (ist/brt)
Jakarta, BARITO – Kaum milenial Indonesia diperkirakan dapat menyumbang 70% kunjungan wisatawan Nusantara setiap tahunnya.
Ketua Ikatan Cendikiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azahar mengatakan saat ini kaum milenial Indonesia baru menyumbang sekitar 25% kunjungan wisatawan Nusantara (wisnus) atau domestik.
“Kaum milenial ini memang berpotensi dalam peningkatan jumlah kunjungan wisnus. Kalau ini memang digarap benar-benar, pemerintah menyasar wisnus, akan bisa porsinya 75% dari milenial,” ujarnya kemarin.
Namun, memang tak mudah untuk menarik minat kaum milenial berwisata di dalam negeri. Pemerintah bisa membuat promosi, diskon, dan paket perjalanan ala anak muda.
Pasalnya, negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan (Korsel) gencar menarik kaum milenial dari Indonesia berwisata di negara mereka dengan promo yang menarik.
“Coba dilihat, iklan promo di online travel agent kebanyakan iklan promo wisata ke luar negeri seperti Singapura, Jepang dan Korsel. Jarang sekali promo wisata untuk dalam negeri,” terang Azril.
Karakteristik kaum milenial yang mesti diperhatikan pemerintah adalah kelompok ini tak terlalu banyak mengeluarkan uang dalam berwisata. Mereka menekan pengeluaran dengan memilih akomodasi murah alias hotel non bintang.
“Yang perlu dilakukan pemerintah saat ini bagaimana caranya untuk menaikkan spending kaum milenial. Harus diidentifikasi apa kesukaan mereka,” tambahnya.
Manager Operational H.I.S. Travel Indonesia Nasrullah Syuhadak menuturkan sebesar 40% dari klien perusahaannya yang pergi ke Jepang berasal dari kalangan milenial. Tahun lalu, wisatawan Indonesia yang melancong ke Negeri Sakura mencapai sekitar 330.000 orang dan pada 2018 diperkirakan menyentuh 400.000 orang.
“Kami optimistis pangsa pasar usia produktif atau milenial masih akan terus meningkat. Pada dasarnya, kami selalu menyajikan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar kami. Harga tiket dan paket perjalanan yang terjangkau dan pelayanan yang menyenangkan bagi pelanggan,” tuturnya.
Deputi Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Rizki Handayani memproyeksi lebih dari 50% pasar pariwisata Indonesia adalah kaum milenial pada 2019.
“Wisatawan milenial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama. Kami tengah identifikasi dan siapkan strategi untuk menarik mereka,” jelasnya.
Secara keseluruhan, pasar pariwisata Asia didominasi wisatawan milenial berusia 15-34 tahun, dengan porsi hingga 57%. Di China, generasi milenial akan mencapai 333 juta orang, Filipina 42 juta, Vietnam 26 juta, Thailand 19 juta, sedangkan Indonesia 82 juta.
Rizki tak memungkiri banyak negara mulai menyasar pasar milenial Indonesia, seperti Korsel serta Jepang, dengan gaya promosi dan iklan visual, promosi kebudayaan, kuliner, dan lain-lain. Oleh karena itu, pemerintah akan memulai membuat promosi yang disesuaikan dengan kebutuhan anak muda dan menggunakan influencer.
”Saya berharap Indonesia tidak kecolongan dalam mengantisipasi potensi wisatawan milenial pada 2019,” ucapnya. bis/afd/brt