Disdikbud Kalsel Diminta Tindaklanjuti dan Turun ke Lokasi
Pamukan Selatan, BARITOPOST.CO.ID – Di era digitalisasi ini ternyata masih ada sarana prasarana pendidikan yang kondisinya sangat memprihatinkan bahkan tak sesuai standar belajar dan mengajar.
Salah satunya di Desa Gunung Calang, Kecamatan Pamukan Selatan, Kabupaten Kotabaru, yakni di Lokasi II Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pamukan Selatan, ada ruang kelas di sekolah itu yang beratapkan terpal, sehingga dinilai tak layak untuk standar belajar dan mengajar.
Kondisi ruang kelas yang sangat memprihatinkan itu terpantau dari hasil kegiatan reses Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Muhammad Yani Helmi, yang menyempatkan bertandang langsung ke sekolah itu bersama jajaran Pemerintah Provinsi Kalsel, belum lama tadi.
Saat berada di SMAN 1 Pamukan Selatan, Muhammad Yani Helmi menyatakan kekecewaannya atas kondisi salah satu ruang kelas tersebut. Meski tak bisa menyalahkan SKPD pengampunya, namun, idealnya, Lokasi II SMA Negeri 1 Pamukan Selatan bisa mendapat bantuan yang layak agar proses belajar mengajar bisa lebih nyaman.
“Saya kecewa. Mau bagaimana lagi kondisinya terlihat seperti ini. Harus dibawa ke mana dunia pendidikan. Jujur, kalau saya di posisi bersekolah dengan keadaan seperti ini membuat hati sangat sedih,” cetusnya.
Karena menyaksikan langsung kondisinya, Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Kalsel ini menyatakan sangat miris kondisi satuan pendidikan yang merupakan cabang induk SMA Negeri 1 Pamukan Selatan di Desa Tanjung Semalantakan, Kabupaten Kotabaru ini, karena hanya beratapkan terpal, beralas semen, kursi dan meja kayu seadanya, bahkan pengadaan dua kelas baru merupakan hasil bantuan swadaya guru dan keikhlasan dari warga setempat.
“Saya malu. Apakah ini sudah terinformasi kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel atau tidak? kayanya belum. Tapi saya tidak mau menyalahkan. Namun, sudah dilihat sendiri kan kondisinya seperti itu,” tegas wakil rakyat provinsi Dapil VI meliputi Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu.
Adik kandung Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor ini juga menyoroti jarak tempuh lokasi sekolah ini cukup jauh dari sekolah induknya, parahnya lagi dua kelas di lokasi II hasil swadaya guru dan masyarakat ini ternyata kondisinya juga memprihatinkan hanya berdinding plafon gipsum yang sudah mulai rapuh.
“Tetapi ada yang lebih parah lagi dan di bawah kolong rumah. Bayangkan mereka sangat niat mau belajar, kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Atas nama rakyat untuk Kotabaru daratan saya minta tolong fasilitas ini dibenahi karena infrastrukturnya tidak standar,” tegasnya.
Wakil rakyat karib disapa Paman Yani mengimbau keadaan ini harus segera ditindaklanjuti dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel perlu benar-benar turun ke lokasi agar mengetahui apa saja permasalahan yang tengah dihadapi.
“Saya tak bisa membayangkan mereka belajar dalam keadaan kehujanan atau kondisi alam sebagainya. Lihat saja atap dan dindingnya terpal, lantainya juga tidak dipasang ubin, bagaimana peserta didik mau belajar dengan nyaman,” tuturnya.
Sementara satu ruangan beratap dan berdinding terpal ini digunakan oleh kelas XII untuk mengikuti setiap mata pelajaran serta rata-rata seluruh pembinanya adalah tenaga pendidik yang kini masih berstatus sebagai honorer.
“Sekali lagi saya meminta dan memohon agar kondisi ini dapat segera ditindaklanjuti, kalau perlu Disdikbud Kalsel langsung turun ke lapangan. Mereka mesti melihat sendiri keadaannya,” pintanya.
Sementara itu, Kepala Desa Gunung Calang, M Arafah menuturkan, supaya layak dan sesuai standar. pemerintah desa setempat telah menghibahkan lahan seluas 2 hektare untuk membangun baru lokasi II SMA Negeri 1 Pamukan Selatan Kotabaru.
“Sebenarnya untuk hibah lahan di lokasi II sudah kami lakukan. Alhamdulillah, kami sangat mendukung dunia pendidikan, bangunan tersebut sempat bercampur dengan Tsanawiyah dan TK Alquran namun digunakannya secara bergantian,” bebernya.
Soal bangunan yang ada, ia menjelaskan, dua kelas dan satu ruang guru ini sebelumnya merupakan hasil swadaya puluhan tahun silam dari Pemerintah Desa Gunung Calang. Total yang dikeluarkan mereka kala itu sebesar Rp180 juta.
“Fasilitas ini dibangun sekitar tahun 90an dan anggarannya murni dari APBDesa hasil dari retribusi tambang dan sisanya dari swadaya masyarakat. Jujur, kami tak mengambil keuntungan dari situ karena hajat keseluruhan untuk membangun sekolah,” paparnya.
Terkait keadaan ruang kelas XII Lokasi II SMA Negeri 1 Pamukan Selatan dengan bangunan yang terbuat dari terpal itu diprakirakan sudah berjalan sekitar lima tahunan lebih serta kondisinya terpaksa harus dinikmati seadanya.
“Semoga setelah Paman Yani melihat kondisi sekolah ini, aspirasi kami ingin mendapatkan hak pendidikan yang sama dapat terwujud termasuk pembenahan infrastrukturnya pula,” pungkasnya.
Rilis : DPRD Kalsel
Editor : Sophan Sopiandi