Oleh Hartiningsih
Provinsi Kalimantan Selatan dipastikan menjadi tuan rumah kegiatan MTQ Nasional XXIX yang rencananya akan dilangsungkan para bulan Oktober mendatang. Kalsel pernah menjadi tuan rumah MTQ Nasional pada tahun 1970 lalu. Artinya, setelah 52 Kalsel kembali sebagai tuan rumah penyelenggaraan MTQ Nasional (selang waktu yang cukup lama). Keputusan penetapan oleh Kementerian Agama RI siampaikan bertepatan dengan penyelenggaraan MTQ Nasional ke 28 di Padang Sumatera Barat. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sangat bersyukur mendapat kepercayaan seperti ini, dan menyatakan kesagupannya sebagai tuan rumah penyelenggaraan acara yang cukup monumental tersebut. Guna menyukseskan acara, segala sesuatunya pun dipersiapkan sedini mungkin dari logistic, transportasi, akomudasi, protocol kesehatan, keamanan, kenyamanan, kelengkapan sarana prasarana, kelancaran akses, dan berbagai ragam kegiatan kegietan lainnya sudah pula dipersiapkan sampai pada jenis souvenir yang akan dibagikan seperti Alqur an dengan terjemahan bahaasa Banjar, souvenir produk UMKM dan sebagainya. Selain itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan juga sudah menetapkan lokasi kegiatan yakni Kota Banjamasin, Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar Martapura, dengan tempat pembukaan direncanakan di objek wisata Kiram Park Kabupaten Banjar.
Diketahui bersama, Kiram Park merupakan salah destinasi wisata dengan panorama alam yang cukup memukau, bebukitan warna membiru dan pepohanan menghijau tampak segar indah dipandang mata, ditempat ini pula terdapat anak sungai yang mengalir di sekitar bebukitan, selain juga sungai yang berpotensi untuk melakukan bamboo ratting. Masya Allah, keindahan dan keelokan alam dengan daya tarik tersendiri seperti di Kiram Park ini merupakan angugrah ciptaan Allah patut kita syukuri dan nikmati. Mana kala objek wisata Kiram dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dipoles oleh Sahbirin Noor Gubernur Kalimantan Selatan) atau panggilan akrab dengan sebutan Paman Birin… berupa villa, tempat sholat, pandopo, sejumlah gazibo,, taman, kolan, gedung pertemuan serta berbagai fasilitas lainnya tempat parkir yang luas, akses yang nyaman, maka tidak mengehrankan jika destinasi wisata ini tidak pernah sepi pengunjung, akses menuju
Ketika Kiram Park direncanakan pemerintah Provinsi Kalimatan Selatan sebagai tempat pembuaan MTQ Nasional XXIX tahun ini kiranya sangat tepat pertama, momen MTQ nasional yang diikuti oleh seluruh Provinsi Di Indonesia merupakan kesempatan mengenalkan dan menjual kepada masyarakat luas bahkan para tamu dari manca negara bahwa Kalimantan Selatan juga memiliki objek wasaat yang tidak kalah menarik dengan tempat wisata lainnya yang ada di Indonesia Kedua, memberikan survice artinya, tanpa mengabaikan kegiatan utama para tamu, undangan, kafilah dan lain sebagainya, diajak berwisata. Atau sambal menyelam minum air. Ketiga, momen bersilaturahmi membina hubungan yang lebih akrab lagi dan memberikan kesan kepada semua tamu kegiatan MTQ khususnya dan semua pihak pada umumnya pada pemandangan alam yang indah dengan suasana yang sejuk, dan udara yang bersih.
Selain Kiram Park, Kota Banjarmasin sudah seharusnya memanfaakan peluang tersebut, segenap potensi yang ada berupa wisata sungai berbagai atraksi pasar terapungnya, kuliner, manara pandang dan lain sebagainya. Dinas pariwisata harus pandai menjual potensi wisata yang dimiliki. Pada sisi lain jangan lupa, Kalimantan Selatan disamping memiliki sejumlah destinasi wisata alam dan wisata buatan cukup menarik, Kalsel juga memiliki sejumlah destinasi wisata religi, budaya dan mempunyai nilai sejarah yang layak jual. Kegiatan MTQ Nasional berbasis muslim merupakan ajang yang sangat tepat untuk mempromosikan dan menjual potensi objek wisata religi. Sangat disayangkan kalau peluang seperti ini hanya lewat begitu saja, tidak banyak bisa kita jual, sementara kesempatan sebagaimana disingging di atas baru kita dapat setelah 52 tahun berjalan. Untuk menciptakan dan memaksimalkan kesempatan tersebut, Dinas Pariwisata harus pandai memanfaakan momentum ini melakukan kerjsama dengan berbagai pihak baik antar lintas SKPD terkait, pihak swasta bahkan pelibatan masyarakat.
Diketahui bersama Kalsel memiliki destinasi wisata religi yang ciukup banyak, beberapa makam ulama dengan ketokohannya bukan saja dikenal oleh masyarakat setempat melainkan sampai ketingkat Asia.Tenggara antara lain seperti Malaysia, Berunai Darussalam, Singapor bahkan sampai Timur Tengah. Hal ini dapat dibuktikan dengan kunjungan tamu yang datang ketika pelaksanaan Haul/peringatan seribu hari Almarhum. Artinya, keberadaan makam-makam ulama Kalsel tidak kalah dengan keberadaan makal ulama di Pulau Jawa seperti makam para Sunan. Hanya saja mungkin Kalsel kurang promosi dan pengelolaan yang belum maksimal sehingga tumpah ruahnya wisatawan hanya terjadi sesaat. Dari segi jumlah khusus dalam bentuk makam para ulama dan pejuang Kalsel mimiliki lebih dari puluhan buah makam, Kota Banjarmasin tidak kurang dari 7 makam, terdiri dari Makam Sultan Suriansyah di Kuin, Makam Surgi Mufti, Sungai Jingah, Makam Datu Angah Amin, Banua Anyar, Makam Habib Basirih bin Hamid bin Abbas Bahasyim) di Basirih, Makam Habib Batilantang (Habib Ahmad bin Hasan bin Alwi bin Idrus Bahsyim) Basirih, dan Makam Pahlawan Nasional Antarasari dan makam Guru Juhdi. Kabupaten Banjar paling tidak ada 25 makam para ulama dan raja Banjar yang juga merupakan objek wisata religi yakni : Makam Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, Makam Guru Sakumpul (Muhammad Zaini Ghani), Makam Syekh Abul Hamid Abulung, Makam Sultan Adam Ak Wasibillah, Makam Tahlillullah, Makam Syekh Aminullah, Makam Datu Fatimah dan Syekh Abdullah Bugis, Makam Haji Abdullah Syekh Said Achdan, Makam Syekh Umar (Datu Bajanggut), Makam Pangeran Abdurrahman, Makam K.H Badaruddin, Makam Arga Kusuma Makam, Sultan Inayatullah Makam Sultan Musta’imm billah, Makam Pangeran Tamjidillah, Makan K.H Kaspul Anwar, Makam K.H Anang Syahrani, Makam Syekh Abdul Hamid Abukung, Makam K.H. Salim Ma’ruf, Makam Datu Ma’ad bin Ali (Datu Panjang Rambut), Makam Syekh Abdullah, Makam Syekh Abdul Qadir, Makam Keramat Manteri Ampat, Makam Sultan Sulaiman, Makam Pangeran M Noor dan Makan Datu Mar’ serta Makam K.H Ahkmad Bakrie.
Namun demikian, ketika kegiatan MTQ dikaitkan destinasi wisata khususnya wisata religi dalam hal memberi kesempatan kunjungan ke objek wisata, maka diperlukan sejumlah pertimbangan yakni memilih destinasi wisata religi yang sering dipadati pengunjung, pertimbangan jarak tempuh atau unsur kedekatan lokasi, kelancaran akses, kelengkapan berbagai fasilitas agar pengunjung merasa nyaman, fasilitas ibadah dan buang air yang bersih dan terpisah antara laki-laki dan perempuan, ketersediaan biografi ketokohan yang bermakam di lokasi wisata..
Mengingat akan hal tersebut. terdapat beberapa destinasi wisata religi yang potensial dikunjungi dan sebagai masukan untuk menjadi pertimbangan dengan jarak tempuh tidak jauh dari pusat kegiatan MTQ nasional antara lain yang terdapat di Kota Banjarmasin : adalah Makam Sultan Suriansyah di Kuin Kota Banjarmasin. Sultan Suriansyah merupakan Raja Banjarmasin pertama yang memeluk agama Islam. Di komplek makam yakni di Jalan Pangeran Banjarmasin Utara terdapat sumur yang sudah berusia 489 tahun. Air tersebut diyankini oleh masyarakat berhasiat untuk kesehatan, sehingga meminum air tersebut untuk kesembuhan berbagai penyakit atau hajat lainnya. Kemudian destinasi wisata Makam Habib Hamid bin Abbas Bahasyim yang lebih dikenal dengan Habib Basirih terdapat di Kecamatan Banjarmasin Selatan di Banjarmasin, Habib ini dikenal dengan wali yang menyembunyikan kewaliannya beliau sering mempunyai tingkah laku yang nyeleneh (diluar kebiasaan). Berikutnya Makam Syehk Jamaluddin Al Banjari- sering disebut dengan Tuan guru Surgi Mufti di Sungai Jingah Kecamatan Banjarmasin Utara di Kota Banjarmasin. Syehk Surgi Mufti merupakan salah satu ulama besar Kalimantan Selatan ahli dibidang falakiayah (astronomi), karenanya beliau sering diminta pendapat memutuskan awal dan akhir Ramadhan, beliau juga sering diminta pendapat urusan bertani di masa lalu, kapan waktu bercocok tanam yang baik.
Objek wisata religi terletak di Kabupaten Banjar, yakni Makam Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari yang terletak di Kelampaian Kabupaten Banjar Martapura. Syekh Muhammad Arsya Al Banjari merupakan putra dari Abdullah bin Abubakar bin Abdurrasyid bin Abdullah bin Idrus Al Magribi. Beliau dikenal sebagai orang yang gigih dalam mempertaruhkan aliran ahli Sunnah waljamaah yang bermazhab Fiqih Syafi’I, beliau juga merupakan penasihat atau Mufti Kesultanan Banjar serta penulis yang produktif. Diantara tulisan beliau yang paling termasyhur adalah kitab Sabilal Muhtadin. Nama kitab tersebut selain menjadi rujukan pemeluk agama Islam di Asia Tenggara. Nama kitab itu juga diabadikan pada nama masjid di Kota Banjarmasin yakni Masjid Agung Sabiilal Muhtadin Kota Banjarmasin. Kitab dan risalah lainnya yang ditulis beliau adalah : kitab Ushuludin atau biasa disebut sifat dua puluh Kitab Tafatur Ragibin yaitu kitab-kitab yang membahas soal itikad serta tingkah laku sesaat, kitab Nuqtatul Ajlan kitab tentang wanita serta tertib suami istri dan Kitabul Fara-Idl yakni hukum pembagian warisan.
Berikutnya, wisata religi Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al Banjari atau biasa disebut dengan Guru Ijai atau Guru Sekumpul di Kabupaten Banjar Martapura. Makam tersebut sangat terkenal lautan manusia, karena setiap peringatan haul (seribu) hari, Makam Guru Sekumpul diziarahi oleh puluhan bahkan jutaan manusia yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahkan manca negara. Semasa beliau masih hidup beberapa karya tulis yang dihasilkan antara lain : Risalah Mubaraqah, Manaqib Asy-Syekh As-Sayyid Muhammad bin Andul Karim Al Qadiri Al Hasani As-Samman Al-Madan, Ar Risalatun Nuraniyah fi Syarhit Tawassulatis Sammaniyah dan Nubdzatun fi Manaqibil Amami Mansyur bil Ustadzil a’zham Muhammad bin Ali Ba’alawy.
Mempromosikan destinasi wisata religi di tengah kegiatan MTQ Nasional diharapkan bukan saja dapat mendongkrak kunjungan wisatawan lebih banyak lagi, melainkan juga membangkitkan perekonomian Kalsel, menciptakan lapangan kerja dan memunculkan berbagai kretivitas baru melalui sektor pariwisata. dan kita percaya bahwa para pengunjung akan mengembangkan cerita destinasi wisata ini keberbagai unsur entah itu lingkup keluarganya, sanak saudara, teman-temannya baik teman kerja, teman sekolah dan lain sebagainya. Keberadaan seperti ini (komunikasi langsung) sekalipun terbatas, namun jauh lebih efektif dibandingkan dengan komunikasi lewat media massa. (BARITOPOST.CO.ID)