Banjarmasin, BARITO – Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menganugerahkan gelar doktor kehormatan honoris causa (DR HC) kepada Nicolas Josephus Maria “Nico” Rozen melalui sidang Terbuka Senat, Selasa (18/6) di Banjarmasin. Hadir dalam sidang, Rektor ULM Prof Dr Sutarto Hadi dan Ketua Senat, Prof Gt Muhammad Hatta.
Sutarto mengatakan, pemberian gelar bertepatan dengan peringatan 50 tahun Solidaridad di Utrecht, Negeri Belanda. Nico Roozen dinilai memberikan kontribusi luar biasa dalam bidang pembangunan masyarakat di lebih dari 40 negara di lima benua.
Nico Roozen membuat serangkai inisiatif pelestarian (sustainability) seperti merek Oke Bananas, pekan raya buah AgroFair Ltd untuk para pengimpor, Sertifikasi UTZ untuk kopi, cokelat dan teh, merek fasion Kuyichi, dan Pelestarian MADE-BY untuk kapas dan tekstil.
“Kami berharap Nico Roozen dapat berbagi pemikiran dan pengalamannya kepada mahasiswa dan akademisi muda ULM, dan berharap Max Havelaar-Max Havelaar baru akan lahir dari ULM,” ujar Sutarto kepada wartawan usai melakukan prosesi penganugerahan gelar itu.
Nico Roozen adalah pendiri Solidaridad. Pengalaman beliau yang sangat panjang dan pemikiran yang bervisi jauh ke depan memberi pengaruh yang besar kepada Solidaridad dalam membangun jejak rekam, strategi organisasi, dan jaringan.
Disebutkan Sutarto, Nico Rozen adalah orang pertama yang menggagas apa yang saat ini di seluruh dunia dikenal dengan Fair Trade Internasional. I0a juga memberi nama gagasan “pameran dagang” pertamanya “Max Havelaar”. Nama tersebut rupanya terinspirasi dari Novel yang diterbitkan tahun 1860 dan ditulis oleh Multatuli berjudul Max Havelaar.
“Kita berharap Nico ini sering-sering datang ke Kalsel,” ujarnya.
Nico Rozen adalah Direktur Eksekutif Solidaridad yakni organisasi masyarakat sipil yang berorientasi pasar dan solusi yang bekerja melalui sembilan pusat keahlian regional di 49 negara.
Solidaridad bertujuan mengubah praktik produksi dan perdagangan sedemikian rupa sehingga memberikan mata pencaharian yang adil dan menguntungkan serta kesempatan bisnis, menjamin kondisi kerja yang layak dan penghasilan, dan tidak menguras sumber daya alam, memungkinkan masyarakat berkembang baik di masa sekarang maupun untuk generasi mendatang.
Sementara, Direktur Pengelola Regional Solidaridad Asia, Shatadru Chattopadhayay saat menyampaikan sambutan, mengatakan, atas pemikiran dan kiprahnya, pada 2007, Nico Roozen memperoleh penghargaan dari Menteri Kerjasama Pembangunan Bert Koenders sebagai Pejabat dalam Orde Orange Nassau, penghargaan tinggi Kerajaan Belanda untuk pencapaian penting di tingkat internasional.
Sepanjang karirnya, Nico Roozen telah memberikan banyak ceramah dalam berbagai latar, tentang tema terkait dengan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Misalnya sebagai dosen tamu untuk lnstitut Agustinian, Colorado, USA pada tahun 1994 dengan judul ‘Kecepatan dari Konsumsi yang Sedikit: Dunia yang Berbeda?’, tentang latar belakang ekonomi dan sosial-politik dari pola konsumsi di Amerika Utara dan Eropa Barat.
Ia juga berkontribusi pada publikasi akademis, seperti pada 2005 untuk publikasi Thiimgenootschap (Asosiasi Belanda untuk Sains dan Filsafat Kehidupan), berjudul ‘Solidaritas di Bawah Tekanan? Tentang Tanggung Jawab Individual dan Kolektif. slm