Banjarmasin, BARITO – Harga ikan nila dipasaran tradisional melonjak naik. Naiknya harga ikan tawar itu juga menyebabkan warga enggan membeli dan lebih memilih ikan tawar lainnya yang harganya masih relatif normal.
Hal ini diakui oleh sejumlah pedagang di berbagai pasar di Banjarmasin, salah satunya Misrani Pedagang ikan nila dikawasan Pasar Lama mengaku sudah hampir sepekan terakhir terjadi kenaikan harga yang awalnya hanya Rp 35.000 kini mencapai Rp 50.000 perkilonya.
“Terpaksa menaikkan harga 50.000 perkilo, karena ngambil ikannya pun sudah harga 45.000” ucapnya
Senada, Hj. aslam yang juga biasanya menjual ikan nila dikawasan pasar Sungai Andai, kini terpaksa beralih menjual ikan bawal. “Sudah 5 hari tidak dapat kiriman nila dari pengepul, terpaksa saya jual bawal, Kalaupun ada harganya bisa sampai 60.000 perkilo,” imbuhnya.
Kedua pedagang nila yang ada di kawasan Pasar Lama dan Pasar Sungai Andai ini mengaku terpaksa menjual ikan bawal karena tidak adanya kiriman ikan nila dari pengepul ikan atau petambak dikawasan Kabupaten Banjar, mereka mengaku sulit untuk memasarkan ikan bawal, sebab jarang sekali warga membelinya untuk dikonsumsi.
Salah satu pembeli yang enggan disebutkan namanya mengaku terkejut dengan apa yang terjadi sekarang, dan harus mencari lauk alternatif lain untuk dikonsumsi. “Harus putar otak mas untuk lauk dijualan saya” ujar perempuan yang bekerja sebagai penjual ikan masak ini.
Tidak hanya di kawasan Pasar Lama dan Sungai Andai, taslim pedagang ikan pasar Kalindo juga menuturkan hal yang sama. Ia mengatakan kalau harga sudah mengalami kenaikan sejak seminggu lebih, “sebelumnya antara 30.000 sampai 35.000, sekarang jadi 45.000,” bebernya.
Pantauan di 3 pasar tersebut yang mengalami kenaikan hanya harga jual ikan nila. Jenis ikan konsumsi lain seperti ikan mas, patin, haruan, dan papuyu tidak mengalami kenaikan yang signifikan
Menanggapi itu, Dinas Perdagangan dan Perindustrian kota Banjarmasin, Kabid Perdagangan Dalam Negeri Dina Aulia M. mengakui adanya kenaikan harga untuk jenis ikan nila di tingkat konsumen.
Menurut dia penyebab dari kenaikan harga ini karena banyaknya ikan nila mati akibat faktor musim dan kondisi air serta suhu kemarau yang panas. “Salah satu terjadinya penyebab kelangkaan ini karena faktor cuaca panas kemarin,” ungkapnya.
Sebagian besar penjualan ikan air tawar di Banjarmasin ini memang berasal dari distribusi Karang Intan, Kabupaten Banjar, Terutama untuk ikan nila. “kurangnya pendistribusian ikan Nila ini Karena petambak disana banyak mengalami gagal panen, sehingga tidak bisa memenuhi permintaan pasar. Hal itulah yang mendasari terjadinya kenaikan harga hingga mencapai 20%,” jelasnya.
Kedepannya Pihaknya akan melakukan komunikasi dengan Dinas Perdagangan Kabupaten Banjar untuk mengajukan permohonan pembangunan resi gudang untuk daging ayam dan ikan sebagai solusi.
“Sudah disampaikan kepada Kementrian Perdagangan melalui Deputinnya supaya jangan sampai terjadi kelangkaan yang berdampak dengan kestabilan harga di tingkat konsumen,” tutupnya.
Penulis: Hamdani