Banjarbaru, BARITO – Realisasi Program Padat Karya Swakelola Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Kalsel hingga Jum’at 18 September 2020 mencapai 68,9 persen dari anggaran Rp 1, 15 miliar.
Program Padat Karya Swakelola SDA Dinas PUPR Provinsi Kalsel umumnya berupa kegiatan pemeliharaan rutin.
Kepala Dinas PUPR Provinsi Kalsel, Roy Rizali Anwar melalui Kabid SDA, Masrai Zulzai mengatakan, terdapat 30 lokasi Program Padat Karya Swakelola SDA yang tersebar di sejumlah kabupaten di Kalsel.
Kabupaten tersebut adalah Tanah Bumbu, Banjar, HST, Batola, Tapin, HSU dan Tabalong.
Kabid SDA merinci, serapan anggaran mencapai 68,9 persen.
“Sudah terserap sebesar 68,9 persen pada posisi Jumat 18 September dari anggaran Rp. 1,15 miliar dengan total penyerapan atau pelaksanaan sebanyak 7.040 hari orang kerja atau HOK. Jika diasumsikan dalam 1 grup pekerja itu melakukan kegiatan selama 10 hari, berarti telah menyerap 704 tenaga kerja,” jelasnya, Selasa (22/9/2020).
Masrai menuturkan, jenis pekerjaan Swakelola Padat Karya memang tidak besar seperti pada paket tender, ini karena program ini hanya berupa pekerjaan sederhana dan tersebar pada beberapa lokasi.
Misalnya di Kabupaten HST sebanyak 11 lokasi berupa kegiatan pemeliharaan rutin di saluran primer dan sekunder, bangunan air.
Kegiatan Padat Karya Swakelola SDA tersebut dilakukan di daerah irigasi maupun rawa yang merupakan kewenangan provinsi.
Salah satu jenis pekerjaan Padat Karya Swakelola SDA di Kabupaten HST misalnya berupa pemeliharaan rutin saluran primer dan sekunder pada Daerah Irigasi Mangunang.
Selain itu, di Kabupaten Batola ada sebanyak 8 lokasi Program Padat Karya Swakelola SDA berupa pekerjaan pemeliharaan rutin di daerah rawa.
Untuk Kabupaten Tabalong , terdapat 1 lokasi berupa pekerjaan pemeliharaan bendung dan rumah petugas jaga di Daerah Irigasi Kinarum. Termasuk juga pekerjaan pemeliharaan rutin di saluran primer dan sekunder.
Menurutnya, program Padat Karya Swakelola SDA bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan mendistribusikan dana ke desa .
Meski memang diakuinya, ada beberapa warga yang merasa was-was karena pandemi Covid -19 . Sehingga ada beberapa warga yang tidak berani bekerja, tetapi hal itu dapat diatasi dengan sosialisasi pemahaman tentang protokol kesehatan.
Penulis: Cynthia