Banjarmasin, BARITO – Paham radikalisme sering disebut dan membuat kericuhan yang meresahkan. Namun dibalik itu paham radikalisme ternyata bisa dibimbing kearah yang positif.
Dalam forum diskusi yang diselenggarakan Lembaga Pengkajian Keislaman (LPK) Uniska Banjarmasin yang dihadiri dosen dan mahasiswa, Rabu (21/8) di Aula Kampus Uniska. Paham radikalisme itu menurut
Ketua LPK, DR Ir Sanusi tidak merta yang sering dilihat dengan aksi kekerasan, namun sebaliknya radikalisme bisa diarahkan ke arah yang positif.
Pemahaman sederhana radikalisme itu pemahaman yang mendalam untuk sesuatu. “Nah, itu bisa positif dan negatif, tergantung pemahaman doktrin yang masuk,” ucapnya disela kegiatan.
Mantan Rektor Uniska ini melanjutkan, paham radikalisme ini kalau dibiarkan bisa saja kearah terorisme. Karena kepanatikannya sudah mendalam ditambah lagi dengan masukan yang negatif.
“Paham Radikalisme ini harus dikelola dengan baik, dengan itu ini akan menciptakan hal yang baik,” tuturnya.
Langkah bagaimana cara mencegah negatif dari paham radikalisme di lingkungan kampus. Sanusi membeberkan, perbanyak diskusi atau shering, dengan begitu paham redikalisme yang negatif bisa ditepis.
Sementara itu, menurut Patih If Gol VI Timtih Rindam VI Mulawarman Mayor Inf Sahdiana Maskum yang saat itu menjadi narasumber dalam acara. Katanya, Radikalisme sangat mudah dikenal, karena pada umumnya penganut ideologi ini ingin dikenal dan terkenal. Maka dari itu penganut ini biasa menggunakan cara yang nekat dan ekstrim.
Radikalisme ini sering disebut ISIS dan dikaitkan dengan agama tertentu, khususnya islam. Padahal itu salah besar, islam dunia justru mengutuk tindakan keji yang dilakukan organisasi yang dikenal dari Suriah itu.
Ada faktornya, Radikalisme muncul karena faktor pemikiran, ekonomi, politik, sosial, psikologis, dan pendidikan.
“Radikalisme ini semacam memaksakan kehendak. ini bahaya apabila tidak kita cegah,” katanya.
Kemudian menurut Wakil Rektor l, DR Jarkawi, radikalisme harus diketahui masyarakat mengenai apa dan bagaimana cara menangkalnya. Melalui acara ini setidaknya bisa membuka wawasan kebangsaan bagi masyarakat dan kepentingan akademis dan mahasiswa itu sendiri.
“Cara menangkalnya perbanyak komunikasi, misalnya pada soal pendidikan, agama, bisnis dan lain-lainnya,” tutupnya.
hamdani