Banjar, BARITOPOST.CO.ID – Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor (Paman Birin) menyerahkan penghargaan kepada 16 orang atas dedikasi dan pengabdian atas penyebaran ajaran Aswaja (Ahlussunnah wa al-Jama’ah) dan pengembangan Nahdlatul Ulama di Kalimantan Selatan.
Selain menyerahkan penghargaan, Paman Birin juga menyerahkan bantuan berupa 2 buah mobil yang masing-masing diserahkan kepada Madrasah Darussalam Tahfidz dan Ilmu Al-Qur’an dan Ponpes Darussalam Martapura.
Penghargaan dan mobil ini diserahkan Paman Birin saat peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama, Sabtu (18/2/2023) di Kiram Park, yang disaksikan banyak jemaah, yang terdiri dari Alim Ulama,Anggota Forkopimda, warga NU, Santri, dan masyarakat.
BACA JUGA: Wisata Ramah Muslim di Taiwan
Bentuk kepedulian dan perhatian Paman Birin terhadap Ponpes Darussalam dan Madrasah Darussalam Tahfidz dan Ilmu Al-Qur’an disambut gembira dan antusias para santri..
Bahkan, ketika Paman Birin secara simbolis menyerahkan kunci mobil dan disampaikan oleh pembawa acara peruntukan mobil untuk Ponpes Darussalam dan juga untuk Madrasah Darussalam Tanfidz dan Ilmu Al Qur’an, para santri menyampaikan rasa syukur.
“Alhamdulilah. Terimakasih Paman Birin,” ucap para santri yang hampir bersamaan
Peringatan Satu Abad NU di Kiram Park selain dihadiri banyak santri, juga hadiri Pimpinan Madrasah Darussalam Tahfidz dan Ilmu Al Qur’an Martapura KH. Muhammad Wildan Salman, Pimpinan Forum Koordinasi Pemerintah Daerah (Forkompinda) seperti Kapolda, Danlanal, Danlanud. Tampak hadIr juga alim ulama, habaib serta pimpinan instansi vertikal di Kalsel.
BACA JUGA: LP Ma’arif NU Latih Anak Tangkal Bullying di Sekolah
Peringaran 1 Abad NU juga diisi dengan tausiyah dari Pengurus Pengkaderan Aswaja Center Pesantren Tebuirang, Ustadz Syukron Makmun.
Dalam tausiyahnya, Ust. Syukron Makmun memuji kepemimpinan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor atau Paman Birin yang sangat peduli terhadap NU.
“Luar biasa perhatian Paman Birin terhadap NU, sehingga peringatan satu abad NU di Kalsel begitu meriah,” tuturnya.
Ust. Syukron kagum dengan Kalsel dengan para Alim Ulamanya, dimana pendiri dan Ketua NU pertama Di Kalsel, yaitu KH. Abdul Qadir Hasan pernah berguru dengan Hadratu Syekh Hasyim Asy’ari.
“Setelah 3 tahun NU berdiri, NU di Kalsel juga didirikan oleh KH. Abdul Qadir Hasan,” bebernya.
Ust. Syukron mengungkapkan, NU didirikan sebagai gerakan internasional untuk melawan perkembangan gerakan maupun ideologi Wahhabisme.
Dalam rangka menegaskan identitas keagamaan NU, Kiai Abdul Wahab Hasbullah membangun jaringan ulama Jawa, Malaysia, Singapura, Arab Saudi, dan Mesir.
“Beliau mengupayakan izalatus sukut (menolak diam) ketika akidah Ahlussunnah wal Jamaah mendapat penentangan global,” ujarnya.
BACA JUGA: Bank Kalsel Cabang Batulicin akan Salurkan KUR Rp70 Miliar Untuk Pertanian dan Perkebunan
NU pun berdiri dan akidah Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyyah mendapat panggung internasional. Alim ulama Nahdliyin kembali fokus pada perjuangan meraih kemerdekaan sekaligus mengisinya. Hal itu terus berlanjut melewati fase-fase sejarah; Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi. Kala itu, representasi Nahdliyin berhasil menjadi orang nomor satu di Indonesia.
Kegiatan selanjutnya dilaksanakan pembacaan hadis dari Pimpinan Madrasah Darussalam Tahfidz dan Ilmu Al-Quran Martapura, KH M Wildan Salman karena bertepatan dengan Peringatan Isra Mikraj, sekaligus penyampaian sejarah singkat perjalanan NU di Banua.
Penulis : Cynthiawati
BACA JUGA: Solidaritas dan Kepekaan Sosial Indikasi Haji Mabrur
Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya