Banjarmasin, BARITO – Sebelum wabah virus Corona atau Covid-19, taksi angkutan kota (angkot) sudah sepi penumpang, ditambah lagi kondisi pandemi angkot jurusan Kayu Tangi-Pasar Hanyar membuat mereka makin terpuruk, Selasa (3/11/2020).
Salah satu sopir angkot, Gusti Hadi saat ditemui di Jalan Brigjen Hasan Basri Kayu Tangi ujung mengeluhkan beberapa armada bus mini warna hijau punya pemko Banjarmasin. Sebab naik bus itu gratis dan satu jalur dengan jalur angkot.
“Seharusnya mereka juga bayar dan mengambil jalur kosong, seperti arah Banua Anyar Sungai Andai,”bebernya.
Sementara penumpang juga tentu saja hanya mau menunggu di halte tunggu bus hijau tersebut. “Dan mestinya mereka khusus mengakut pelajar dan jalur pintas, “harapnya didampingi Riyadi.
Apalagi di masa pandemi corona ini, ada imbauan hanya boleh bawa 30 persen penumpang atau delapan orang. “Kalau ada penumpang dua orang saja sudah cukup buat beli bensin, “terangnya.
Sedangkan biasa penumpang paling cuma dua atau tiga orang, itu pun mereka sudah gelisah kalau lebih dari lima menit. Karena menunggu. Sehingga mau tak mau harus berangkat.
“Jadi sekarang kami sopir angkot ini, lebih banyak berharap ada carteran atau borongan ibu-ibu pengajian atau lainnya,”ujarnya juga dibenarkan Husin sesama sopir.
Terkait disiplin penegakan Protokol Kesehatan (Prokes) Pencegahan Covid-19, Gusti menyatakan tidak masalah mengenakan masker. Bahkan penumpang juga diimbau agar membawa atau mengenakan masker begitu naik masuk angkot.
Kini angkot jurusan Pasar Antasari-Kayu Tangi itu berkurang separo, dari asal mula 30 menjadi 15 angkot. Sementara pihaknya terpaksa mangkal di depan RS Moch Ansari Saleh di pinggir jalan, dekat pembangunan Jembatan Alalak Banjarmasin-Handil Bakti Kabupaten Batola.
“Terkadang kami juga terpaksa kadang ambil jalur ke lain sesuai permintaan penumpang. Karena sepinya penumpang dan cuma untung sedikit hanya buat beli bensin dan belum lagi kalau ada kerusakan harus beli spare part,”pungkasnya.
Penulis : Arsuma