Banjarmasin, BARITO – Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Sultan Adam menerapkan strategi pada saat wisuda luring (luar jaringan atau offline) di masa pandemi Covid-19 ini.
Strategi tersebut adalah menjalankan protokol kesehatan (prokes) secara ketat dan secara bergelombang.
Misalnya memakai masker dan duduk berjarak. Bahkan pada saat prosesi, wajib memakai masker dan faceshield atau pelindung wajah dan mata serta tidak bersalaman.
Untuk menghindari kerumunan, panitia membagi dalam dua hari yakni Sabtu (17/10/2020) dan Minggu (18/10/2020) pagi. Bahkan acara sambutan dari para pimpinan lembaga terkait ditiadakan pada hari ke-dua.
Selain itu, tidak ada orangtua atau keluarga wisudawan yang mendampingi.
Sebelum memasuki areal wisuda, tamu yang datang di cek suhu badan, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer di tempat yang disediakan.
Ketua STIH Sultan Adam, DR H Abdul Halim Shahab mengungkapkan, sebelum menghelat wisuda dan Dies Natalis ke XXXVII, sudah ada rapat dengan Satgas Covid-19 Kota Banjarmasin, yayasan dan senat.
“Maka diputuskan, wisuda tatap muka tetap digelar namun tidak dalam ruangan tertutup. Ini sebagai salah satu upaya kita mencegah dan meminimalisir resiko penularan,” ujarnya kepada wartawan usai acara, Minggu (18/10/2020).
Halim Shahab mengatakan, lulusan yang mengikuti wisuda pada hari pertama berjumlah 94 orang dari program S1 dan 32 peserta dari program magister. Sedangkan pada Minggu (18/10/2020),
155 dari jenjang S1 dan S2 17 orang.
“Saya berharap, ilmu yang didapat bisa diterapkan, sehingga bermanfaat bagi bangsa dan negara,” cetusnya.
Salah satu wisudawati, Cyndi Zairu Ilvira Putri berpendapat, tidak ada masalah jika tempat wisuda diganti dari indoor menjadi outdoor.
“Daripada tidak dirayakan sama sekali, dijadiin aja meski sebentar, meski tidak seperti wisuda yang sebelum-sebelumnya yang biasanya di hotel,” ujar peraih IPK 3,61 itu.
Dia melihat, meski berlangsung singkat, prosesi wisuda tetap berlangsung khidmat dan formal.
Seperti diketahui, sebelumnya, panitia merencanakan kegiatan dies natalis dan wisuda pada Bulan Maret di salah satu hotel. Lantaran terjadi wabah Covid-19, maka ditunda sampai akhirnya dilakukan bulan Oktober.
Senada dengan Cyndi, lulusan lainnya juga mengaku lebih suka diwisuda secara langsung.
Bahkan peserta dari jauh tetap hadir misalnya dari Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu) bahkan dari Kapuas, (Provinsi Kalimantan Tengah). Ada juga yang datang bersama keluarga, meski keluarganya rela menunggu di luar lokasi.
Perdalam Softskill
Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Ilmu Hukum Indonesia (YPTIHI) Sultan Adam, Ir Fachrur Rozy berpesan kepada wisudawan/wisudawati agar menguasai softskill disamping kemampuan teknis (hardskill) yang didapat di bangku kuliah.
“Softskill berkaitan erat dengan kemampuan dalam kepribadian. Misalnya kemampuan komunikasi atau public speaking , perasaan empati dan memahami orang lain. Itu penting bagi lulusan untuk mengembangkan karirnya,” jelasnya.
Jika memiliki softskill, maka orang akan memiliki nilai lebih yang dapat menunjang karir dan kehidupan sosialnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Alumni STIH Sultan Adam, Bujino A Salan K , SH MH mengatakan, dari sejak berdiri tahun 1983, STIH Sultan Adam telah meluluskan sekitar 4 ribu orang.
Alumni STIH Sultan Adam tersebar di berbagai wilayah. Mereka ada yang berprofesi sebagai penegak hukum, advokat, notaris, anggota legislatif dan sebagainya. Advokat yang bertekad, akan meningkatkan kontribusi dan peran alumni dalam pengembangan STIH Sultan Adam agar semakin berperan dalam pembangunan. Cynthia