Banjarmasin, BARITO – Pariwisata susur sungai masih terbilang eksis ditengah pandemi covid-19 sekarang ini, meskipun pelancong wisata jauh berkurang dari biasanya.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Banjarmasin memberikan alasan mengapa destinasi wisata satu ini masih perlu dijalankan. Hal tersebut berhubungan dengan kontek sang ikon andalan Banjarmasin dimana Pemko Banjarmasin tak ingin kehilangan ikon pariwisatanya tersebut.
Kabid Pengembangan Pariwisata Disbudpar Kota Banjarmasin, M Khuzaimi, mengatakan, ditengah pandemi sekarang ini susur sungai yang menjadi andalan wisata di Banjarmasin harus tetap dijalankan atau akan menjadi ancaman besar wisata lokal tersebut punah.
Sebagai upaya melestarikan itu, Disbudapar memberikan support dan bantuan yang salurkan dari perusahaan melalui program CSR kepada pengusaha kelotok.
“Susur sungai masih eksis ya karena kita dukung dan ikon ini jangan sampai berhenti meski ditengah pandemi, sebab walau bagaimanapun ini ada sumber mata pencarian warga lokal yang hidup dari kelotok,”bebernya saat ditemui di ruangan kerjanya, Senin (14/9).
Zimi melanjutkan, ada tiga jalur wisata susur sungai di Banjarmasin yang masih bertahan yakni susur sungai Kampung Hijau, Kampung Biru dan Kelayan.
Meskipun masih bertahan, penikmat wisata ikon ini berkurang drastis hingga 80 persen. Kebanyakan beraktivitas dihari Sabtu-Minggu dan hari libur.
“Susur sungai dalam kota yang masih eksis adalah Kampung hijau, kampung biru, kelayan dan yang diluar Pasar Terapung Lokbaintan. Namun pengunjungnya berkurang kisaran 50-80 persen,”
Disamping upaya mempertahankan usaha kelotok, Disbudpar juga tak lupa meminta pengusaha untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan covid-19 seperti menggunakan masker dan menjaga jarak.
Penulis: Hamdani